Studi Morfologi Beberapa Jenis Ikan Lalawak (Barbodes spp) di Perairan Sungai Cikandung dan Kolam Budidaya Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk membuat pertelaan (deskripsi) spesies ikan lalawak (Barbodes spp.) yang terdapat di perairan kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Penelitian dilaksanakan selama bulan Oktober 2003 sampai bulan Mei 2004. Pengambilan contoh ikan dan air dibagi menjadi 3 stasiun, stasiun 1 dan 2 terletak di Sungai Cikandung, stasiun 3 terletak di kolam budidaya; sedangkan analisa data dilakukan di laboratorium Biomakro, laboratorium Biomikro dan laboratorium Limnologi FPIK IPB. Data morfometrik dan meristik ikan diukur dan dihitung dengan metode baku berdasarkan Kottelat et al.,(1993). Data morfometrik yang diukur mencakup 21 karakter yang ditransformasikan ke dalam nisbah morfometrik menjadi 24 karakter, sedangkan data meristik yang dihitung mencakup 10 karakter. Data lingkungan mencakup parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi. Analisa data morfologi ikan lalawak menggunakan metode analisa komponen utama (Principal Component Analyisis-PCA) dan analisa pengelompokan (Cluster analysis). Mengacu pada Hickling (1971) dan Lloyd (1980), pH dan ammonia di ketiga stasiun tergolong aman untuk hidup ikan. Sedangkan TSS yang berada pada kisaran 80-400 pada ketiga stasiun dinyatakan kurmg baik untuk menunjang kegiatan perikanan (Lloyd, 1980). Secara umum kualitas perairan di ketiga stasiun tergolong aman untuk hidup ikan. Ditemukan 3 jenis ikan lalawak di Kecamatan Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang yang terdiri dari ikan lalawak kolam, lalawak jengkol dan lalawak sungai. Dilihat dari struktur sisik yang radiusnya sejajar atau melengkung ke ujung, ketiga jenis ikan lalawak ini dapat dikategorikan ke dalam genus Barbodes. Ikan lalawak kolam dan lalawak sungai gurat sisinya sempuma, dan memiliki jumlah jari-jari sirip punggung sebanyak iv.8':, jari-jari sirip perut i.8, jari-jari sirip dubur iii.jl:, skip ekor 26-30, sisik di atas LL 6'$, sisik di bawah LL 3':, sisik pada LL 28-30, sisik di depan sirip punggung 13-15, sisik pada batang ekor 14-16 dan lebar kepala 1,5 kali lebih besar dari lebar batang ekor. Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa kedua jenis ikan lalawak termasuk kepada spesies Barbodes bnlleroides. Sedangkan ikan lalawak jengkol lebar kepalanya hampir sama dengan lebar batang ekornya, sehingga tidak dapat digolongkan kedalam spesies Barbodes bnlleroides. Pola wama di antara ikan lalawak kolam, lalswak sungai dan lalawak jengkol tidak berbeda secara signifikan. Wama badan ikan lalawak benvarna perak kehijauan, sebagian mata benvama merah. Sirip punggung dan sirip ekor benvama abu-abu sampai kehitaman. Sirip dada berwama kuning pucat sampai kuning terang. Perbedaan wama ditemukan pada sirip perut, ikan lalawak kolam ujung sirip perutnya tidak berwama merah. Ragam kumulatif dari analisis komponen utama terhadap 24 karakter nisbah morfometr~k yang diberikan oleh tiga sumbu utama pertama sebesar 25.72 %, 15.28 % dan 11.45 %. Penyebaran individti pada sumbu 1 tidak membentuk pengelompokan populasi yang nyata, tetapi terlihat kecenderungan jenis ikan lalawak jengkol berada di sebelah kanan dari spesies ikan lainnya. Penyebaran individu terhadap sumbu satu dipengaruhi variasi nisbah tinggi badan, lebar badan dan lebar kepala terhadap panjang baku. Pada panjang baku yang sama dari ketiga spesies ikan, ikan lalawak jengkol cenderung memiliki tinggi badan, lebar badan dan lebar kepala yang lebih besar. Pada sumbu 2 terlihat kecenderungan ikan lalawak sungai berada di bagian bawah dari ikan lainnya. Penyebaran pada sumbu dua dipengaruhi oleh nisbah panjang total dan panjang cagak terhadap panjang baku. Pada panjang baku yang sama dari ketiga jenis ikan lalawak, ikan lalawak sungai cenderung memiliki panjang total dan panjang cagak yang lebih besar. Pada surnbu 3, lalawak kolam cenderung berada di sebelah atas dari ikan lainnya. Karakter yang berpengaruh pada sumbu 3 adalah nisbah antara karakter panjang raliang atas dengan panjang kepala dan panjang rahang bawah dengan panjang kepala . Pada panjang kepala yang sama ikan lalawak kolam cenderung memiliki nilai panjang rahang atas dan panjang rahang bawah yang lebih besar. Analisa cluster menunjukkan bahwa lalawak sungai merniliki nilai jarak euclidian yang paling jauh dari spesies ikan lainnya. Pada dendogram terbentuk 2 kelompok ikan, kelompok yang pertama adalah ikan lalawak sungai, kelompok yang kedua adalah ikan lalawak kolam dan lalawak jengkol. lkan lalawak sungai menjadi kelompok tersendiri diduga karena perbedaan habitat dengan ikan lalawak kolam dan lalawak jengkol. Ran lalawak kolam dan ikan lalawak sungai termasuk ke dalam spesies Barbodes balleroides. Ran lalawak kolam merupakan variasi dari ikan lalawak sungai. Sedangkan ikan lalawak jengkol merupakan spesies yang berbeda dari lalawak kolam dan lalawak sungai. Karakter morfometrik yang membedakan ketiga ikan lalawak adalah panjang total, panjang baku, tinggi badan, lebar badan, lebar kepala, panjang rahang atas dan panjang rahang bawah. Karakter meristik yang membedakan adalah jumlah jari-,jari sirip dada dan jumlah sisik di sekeliling badan. Sedangkan ikan lalawak jengkol belum dapat dipastikan spesiesnya.