Pengaruh Dosis Peuyu7tikan Bakteri Aeromonas hydrophila Pada Pe~ubahanP atologis Katak Lembu (Rana catesbeiana Shaw)
Abstract
Adanya peningkatan per~nintaan terhadap jun~lah katak le~nbu (Ratin cn/e.sheinnn Shaw) konsumsi untuk ekspor, mendorong dibentuknya wadah yang tepat berupa budidaya. Namun kendala yang sering dihadapi oleh para petani katak saat pe~nbudidayaan adalah serangan hama dan penyakit. Salah satu penyakit yang mudah mewabah pada katak ialah penyakit kaki merah atau red legs yang diduga disebabkan oleh Aero~~io~hiyn&s ophiln. Penyakit ini rnenyerang katak pada ukuran: percil, dewasa dan induk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembahan patologis yang ditirnbulkan pada katak lembu (Rntm cnfesbeiann Shaw) dengan tiga dosis pengenceran yang berbeda untuk bakteri jenis Aeronionns hydrophila. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni-Agustus 2000, di Laboratoriuln Patologi BALITKANWAR Sukamandi-Subang dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, FPIK- IPB, Bogor. Katak uji yang digunakan adalah percil yang berbobot antara 12,93-23,60 gradekor yang dipelihara dalarn 12 $herglcrs.s berdiameter 75 cm dengan kepadatan 9 ekorlwadah dan ditutup genting plastik bergelombang pada 3/4 bagian permukaannya. Bakteri uji yang digunakan ben~pais olat Aeronionas hydrophila yang dia~nbil dari hasil screening sederhana pada katak yang menderita kaki merah dan dilanjutkan dengan pengujian metode postulat Koch. Dosis penyuntikan yang digunakan ialah lo6, lo8, 10" chlml dan kontrol berupa salin steril0,84%. Parameter yang diamati ~neliputi gejala klinis, diferensial leukosit, titer antibodi dan histologi organ dalam (ginjal dan hati). Pengambilan sampel dilakukan 3 hari selcali selarna 15 hari pengamatan. Selanjutnya data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif Hasil yang didapat menunjukkan bahwa untuk selumh perlakuan terjadi penumnan kondisi tubuh katak. Sedangkan pada pembahan histologi organ dalam terlihat adanya kemsakan pada masing-masing sel, baik sel hati maupun sel ginjal. Seluruh respon yag diperlihatkan menunjukkan bahwa tubuh katak menanggapi keberadaan bakteri sebagai benda asing yang dapat mengganggu kestabilan metabolisme dalam tubuhnya. Dari keseluruhan data yang diperoleh didapatkan kondisi patologis terburuk ditunjukkan oleh katak uji dengan perlakuan dosis penyuntikan 10' cf~~lml. Diferensial leukosit dan titer antibodi n~emperlihatkan fluktuasi yang beragam antara perlakuan dan kontrol.