Persentasi bagian karkas dan giblet itik tegal jantan pada berbagai tingkat umur pemotongan
Abstract
Budidaya itik yang ditujukan sebagai penghasil daging di Indonesia belum dilakukan secara besar-besaran seperti ayam pedaging. Namun, sekarang ini terlihat adanya peningkatan konsumsi daging itik dengan tersedianya berbagai macam produk daging itik olahan, walaupun jumlahnya masih terbatas. Sebagai sumber pedaging, itik Tegal jantan yang dikonsumsi diharapkan memiliki kualitas dan kuantitas daging yang baik. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian ternak itik yang menyangkut aspek persentase karkas dan giblet.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase karkas dan giblet itik Tegal jantan pada berbagai tingkat umur pemotongan. Bagian karkas ialah bagian yang tidak dan dapat dimakan dari karkas.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapangan Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian (P3TBP), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Ciawi Bogor. Materi yang digunakan adalah itik Tegal jantan berumur 7, 8, 9 dan 10 minggu, masing-masing sejumlah 5 ekor. Itik tersebut berasal dari daerah Sawangan, Bogor. Pakan dan minum diberikan secara bebas (ad libitum). Pakan yang diberikan selama penelitian yaitu pakan ayam Pedaging yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphan kode 511 dengan kandungan protein 21-23% dan energi metabolis 2786,9 kkal/kg.
Peubah yang diukur dalam penelitian ini yaitu; bobot potong, persentase karkas, persentase karkas yang dapat dimakan, persentase karkas yang tidak dimakan dan persentase giblet.
Hasil penelitian bobot potong itik Tegal jantan pada umur 7, 8, 9 dan 10 minggu berturut-turut adalah 1188,60 g/ekor, 1424,60 g/ekor, 1443,40 g/ekor dan 1526,60 g/ekor. Bobot potong pada umur 8, 9 dan 10 minggu sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari umur 7 minggu, sedangkan antara umur 8, 9 dan 10 minggu saling tidak
berbeda nyata.
Persentase karkas terhadap bobot potong itik Tegal jantan pada umur 10 minggu sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari umur 7, 8 dan 9 minggu, sedangkan pada antara umur 7, 8 dan 9 minggu saling tidak berbeda nyata. Persentase karkas pada umur 7, 8, 9 dan 10 minggu berturut-turut adalah: 55,12%, 56,12 %, 56,38 % dan 60,31%.
Persentase karkas yang dapat dimakan pada umur 7, 8, 9 dan 10 minggu berturut-turut adalah: 78,66%, 81,36%, 81,96 %, 83,43 %. Persentase karkas yang tidak dapat dimakan pada umur 7, 8, 9 dan 10 minggu berturut-turut adalah: 21,34%, 18,64 %, 18,04% dan 16,57 %. Persentase karkas yang dapat dimakan dan persentase karkas yang tidak dapat dimakan terhadap bobot karkas itik Tegal jantan pada umur 10 minggu nyata (P<0,05) lebih tinggi dari umur 7 dan 8 minggu; umur 8..dst