Efek residu pembarian terracottem dan bahan organik pada tahun ketiga serta pemberian mulsa terhadap sifat fisik tanah, pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine Max L.Merr) pada alfisols Jonggol
Abstract
Kendala utama pengembangan kedelai adalah hasil yang rendah dan menurun, yaitu rata-rata produksi nasional 1,1 ton/ha/panen. Upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan mempertahankan daya dukung lahan, diperlukan input teknologi tinggi dalam melakukan pengelolaan tanah. Penggunaan bahan organik dan mulsa sudah sejak lama diketahui dapat melestarikan kesuburan tanah. Penggunaan TerraCottem merupakan salah satu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah pertanian di lahan kering.
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh lanjutan residu pemberian TerraCottem dan bahan organik pada tahun ketiga serta pemberian mulsa terhadap beberapa sifat fisik tanah, pertumbuhan dan produksi kedelai pada Alfisols Jonggol.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga faktor perlakuan, yaitu (1) perlakuan residu TerraCottem terdiri dari empat taraf (To=0,0 ton/ha, T₁=0,5 ton/ha, T2=1,0 ton/ha, dan T3=1,5 ton/ha), perlakuan residu bahan organik terdiri dari tanpa bahan organik (Oo) dan pemberian bahan organik 7,5 ton/ha (01), dan (3) perlakuan mulsa terdiri dari
tanpa muisa (Mo) dan pemberian mulsa 5,0 ton/ha (M₁). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali.
Hak Untuk melihat pengaruh masing-masing perlakuan dan kombinasinya dilakukan analisis sidik ragam, sedangkan analisis lanjut (uji Duncan) digunakan untuk melihat dosis perlakuan yang memberikan pengaruh nyata pada masing-masing perlakuan. Parameter sifat fisik tanah yang diamati meliputi: indeks stabilitas agregat, bobot isi, porositas total, distribusi ukuran pori, permeabilitas tanah, pori air tersedia, dan kadar air tanah. Indikator pertumbuhan dan produksi yang diamati meliputi tinggi tanaman, bobot kering biji dan bobot kering berangkasan. ...