Studi Kondisi Teru dl bu Karang Berdasarkan Morfologi Pertumbuhan Karang (Lifefornt) di Area LTIJ Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Tirnur.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penutupan karang hidup berdasarkan bentuk pertumbuhannya (lifefor~n) serta kondisi stress teru~nbu karang I berdasarkan analisa morfometrik (bentuk) pemunbuhan karang di kawasan PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Stress pada terumbu karang dapat diprediksi dengan respon terurnbu karang terlladap faktor penyebab stress. Laju adalah saiah satu cara terbaik untuk rnemprediksi secara kuantitati! stress yang dialami teru~nbu karang. Analisis morfometrik digunakan dengan rnenganalisa perbandingan dari panjang dan lebar koloni karang sehingga memberik 1 n suatu nilai I morfometrik dari pertumbuhan karang. Ukuran panjang dan lebar di satuan pertu~nbuhan karang. Lokasi penyatnatarl ditusi meri,jadi t i p stasit~rlp crl_c;ln>ararl!.a il parameter fisika perairannya, serta satu stasiun pembanding yang leta'knya di luar i area PLTU. Metode yang digunakan yaitu metode transek garis menylnggung atau yang dikenal sebagai metode Litze Intercept Yi-u17sec1 (LIT). Transe id iletakkan sejajar garis pantai sepanjang 30 meter di kedalaman rata-rata 3 meter Selain pengukuran panjang penutupan karang yang menyinggung transek, jug I dl lakukan . . pengukuran panjang dan lebar koloni karang hidup di sepanjang tran ek tersebut. 7 Pengamatan komponen terumbu karang berpedoman pada struktur bentuk ihat sebagai I iii~as ti~sli~rl pertumbuhan karang (Structural ~nalysi.s'bf"~if~for~~z). ;; Dari hasil pengamatan menunjulcan kondisi fisika perairan di area PLTU yang ditentukan berdasarkan penggunaan lahan oleh PLI'U dan I di stasiun Pembangkit dan Outlet (area PLTU) masih dalam ambang tolerans' kehidupan i terumbu karang dengan kondisi ekstrim terlihat terjadi pada stasiun Ozrtlet, dimana suhu perairan mencapai 35,s OC. Kiraran suhu di lokasi penelitian berkis7 r antara 28- 35,5'~ dengan suhu tertinggi dijumpai di stasiun Ourlet, salinitas perairan berkisar I antara 30-33~/00d an kondisi derajat keasalnan berkisar antara 7-8. KecerIa han berkisar antara 7,5-11,6 meter, dimana nilai kecerahan terkecil terdapat di sisiun Outlet I . : Kondisi ekstrim yang terdapat di stasiun Oullet menjadikan terumbu karang dl stas~un tersebut mengalami stress lingkungan yang paling besar diband i-n g stasiun pengamatan lainnya. Hal ini terlihat dari rasio pertumbuhan abnormal. Terumbu karang alami yang terdapat di Paiton tergolong tipe ter mbu karang I tepi VFinging reef). Persentase penutupan terumbu karang di lokasi penelltian berkisar I antara 29,47% sampai 55,05%. Menurut Gomez dan Yap (1984) kriterla tersebut termasuk kategori sedang sampai baik. Persentase penutupan terbesar t k rdapat pada I stasiun Pembangkit, sedangkan persentase terkecil terdapat pada stasiun Outlet. Ditinjau dari jumlah jenis bentuk pertumbuhan karang yang d ternukan, di stasiun Pemhangkit ditemukan tujuh jenis bentuk pertumbuhan, st i iun Outlet sebanyak seinbilan jenis dan stasiun Banyu Glugur sebanyak delapam \enis bentuk pertumbuhan karang. Terlihat dari jumlah jenis pertumbuhan karan& siasiun Outlei I . . . lnelnpunvai jumlah yang paling besar. Hal ini ~nenunjukan bahwa kondlsl peralran stasiun 011/le/r nerupakan kondisi yang paling mendukung bagi rekruitl 1ien j.uven ~le karang, rctapi ~idak lnenunjang bagi pertumbuhan karang yang sahat. Secara ~norfometrik ukuran koloni karang memperlihatkan koloni karang yang stasiun Pembangkit dan Ouflcf (area PLTU) mempunyai ukuran koloni kecil.