Studi Pertumbuhan dan Tingkat Kematangan Gonad Kerang Hijau (Perna virinis L.) di Muara Kamal, Teluk Jakarta.
Abstract
Dala~n rangka memenuhi kebutuhan akan protein hewani masyarakat. Kerang hijau merupakan sumber protein yang berkualitas tinggi dan murah. Kerang hijau banyak terdapat di perairan Indonesia dan dibudidayakan, salahi satunya di Teluk Jakarta. Mengingat kondisi tersebut diatas, maka penelitian idi diadakan untuk melengkapi informasi biologi kerang hijau, khususnya yang hidup idi perairan Muara Ka~nalT eluk Jakarta. I Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek biologi &rang hijau yaitu pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad (TKG) kerang hijau berdasarkan pengaruh kedalaman, ukuran kerang, dan stasiun pengamatan ldiperairan Muara Kamal; Teluk Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ~nenjadip enunjang bag panantauan dan pengelolaan lingkungan dalam kaitannya dengan kegiatan budidaya kerang hijau di perairan Muara Kamal. I Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, Juni, dan Juli 2000. Pengarnbilan sainpel kerang hijau dilakukan di tiga stasiun berdasarkan jarak dari pantai ke arah laut. Pada setiap stasiun dibagi menjadi dua kedalaman yang lberdasarkan pada panjang tali sebagai ternpat pembesaran kerang hijau, yaitu kedala4an 1,5 m dan 2,5 In dari permukaan laut. Se~nua kerang hijau yang diatnbil pada( setiap kedalaman terbagi menjadi dua kelo~npok ukuran yaitu ukuran kerang hijau kecil dan kerang hijau besar. Pengukuran fisika-kimia air sebagai parameter penunjang dilakukan pada dua kedalaman yaitu 1 ~n dan 5 ~ n . 1 Berdasarkan analisa sebaran frekuensi panjang kerang hijau (P. viridis) didapatkan 13 selang kelas dengan panjang cangkang terkecil adtlah 1,780 cm dan panjang terbesarnya adalah 10,385 cm. Diperoleh juga bahwa pada stasiun I mempunyai kisaran panjang 6,414-7,075 cm dengan frekuensi reptif sebesar 21,30 % sehingga dapat dikatakan bahwa pada stasiun I didominasi ;oleh kerang yang berukuran besar, sedangkan pada stasiun 11 dan 111 didorninasi loleh kerang yang berukuran kecil dengan kisaran panjang masing-masing adalaq 5,752-6,413 ctn dengan fiekueiisi relatif sebesar 20,05%, dan 5,090-5,751 cin dengan frekuensi relatif sebesar 25,13%. Pada stasiun 111 ini ~nempunyai frekuensi relatif yang terbesar (25,136) dibandingkan dengan stasiun lainnya. Panjang infiniti (L,) yang diperoleh adalah lebih besar dari 11 cm yang merupakan panjang rata-rata kerang yang sangat tua (avinztol). l Berdasarkan L, diperoleh bahwa pada stasiun I mempunyai rataan panjang )ang lebih besar (1,,=1 1 ;98 cm) dibandingkan dengan stasiun lainnya. Nilai koefisien pertu~nbuhan (K) pada stasiun I metnpunyai nilai yang lebih rendah (K=l,lS) dib, stasiun lainnya. Pengujiall terhadap nilai koefisien regresi (b) logaritma hubun berdasarkan setiap kelonlpok ukuran kerang hijau kecil (5 6,413 cm besar (> 6,413 cin) di semua stasiun derigan ~nenggunakan lepercayaan 95% (a=0,05) menunjukkan bahwa pola perturn allonzetrik negatc yang berarti bahwa perta~nbahan panjang lebi perta~nbahan berat. Kecuali pada stasiun 111 bulan Mei untuk & tipe peltumbuhamya adalah allometrik positif; ha1 ini men pertambahan berat lebih dominan dari pada pertalnbahan panjang. Berdasarkan hasil pengamatan histologi gonad kerang hijau di ukuran ukuran kerang hijau kecil (5 6,413 cm) dalam stadia me untuk jenis kelanin betina tidak ditemukan, sedangkan jenis kela ditemukan berjurnlah dua ekor. Namun pada kedalaman 2,5 m masing-masing satu ekor untuk kedua jenis kelamin. Berdasarkan hasil pengamatan histologi gonad kerang hijau di kerang hijau besar (> 6,413 cm), didominasi oleh kerang hi berke~nbang( developing) untuk kedua jenis kelamin, sedangkan pa in didominasi oleh kerang hijau dalam stadia memijah (spawning). Berdasarkan hasil pengarnatan gonad, kerang hijau secan ditemukan adanya stadia non-aktif dan tidak dite~nukana danya indk her~naprodite. Hal h i diduga karena waktu penelitian yang relatif pada saat itu tidak ditemukan kerang hijau dala~n stadia non l~eennaprodite. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika dan kimia 1 stasiun pada dua kedalaman diperoleh bahwa perairan Muara Kan masill menggambarkan kondisi perairan yang masih baik ul kehidupan organisme didalamnya termasuk kerang hijau. iingkan dengan n panjang berat Ian kerang hijau i t pada taraf hannya adalah cepat dari pada m kerang besar ljukkan bahwa :dalaman 1,5 m uah (spawning) n jantan hanya lnya ditemukan :dalaman 1,5 m I dalam stadia kedalaman 2,5 histologi tidak lu yang bersifat ~gkat,s ehingga ctif dan stadia rairan di ketiga , Teluk Jakarta ~k mendukung