Tanggapan kedelai terhadap pemupukan fosfor pada berbagai tingkat pemupukan kalium pada oxic dystropept Cimenteng, Sukabumi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada tanah Oxic Dystropept Cimenteng, Kabupaten Sukabumi. Perlakuan fosfor dicobakan pada tingkat kalium yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada 11 Mei 1995 sampai 12 Agustus 1995.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas No. 91-016, Rhizobium, bahan-bahan kimia, Carbosulfan, Orthocide serta Deltame- trin. Sebagai perlakuan digunakan pupuk KCI dan TSP. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 taraf fosfor dan masing-masing dicoba- kan pada kalium taraf 0, 50, 100 kg K2O/ha. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Data yang diamati meliputi tinggi tanaman saat 47 HST dan saat panen, bobot kering tanaman, bobot bintil akar, bobot biji saat panen, bobot 100 biji, dan serapan N, P. K, Ca, serta Mg tanaman kedelai.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemupukan fosfor pada KO (0 kg K2O/ha), K1 (50 kg K2O/ha) dan K2(100kg K2O/ha) cenderung meningkat- kan tinggi tanaman pada umur 47 HST dan saat panen (93 HST), bobot kering tanaman, hasil biji panen dan bobot 100 biji. Bobot bintil akar cenderung menurun dengan perlakuan fosfor yang diberikan pada KO, K1 dan K2. Serapan N, P, K, Ca, dan Mg pada KO, K1 dan K2 cenderung meningkat sejalan dengan pemupukan fosfor yang diberikan. Pemupukan P pada taraf K1 (50 kg K2O/ha) memberikan tanggapan yang lebih baik dibanding dengan KO maupun K2. Produksi kedelai dalam penelitian ini tergolong ke dalam kriteria rendah. Ketersediaan N total yang rendah dan terganggunya fiksasi N oleh bintil akar menja- di faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Rendahnya unsur hara N mempengaruhi penyerapan unsur hara P dan K oleh tanaman. Kekeringan yang terjadi selama periode pengisian polong mempengaruhi hasil produksi tanaman kedelai dalam penelitian ini. Pemanenan dilakukan lebih awal, yaitu saat berumur 93 HST yang seharusnya pada 120 HST. ...