Analisis kelayakan investasi kangkung darat organik studi kasus (PT. Ausindo Mitra Sarana Farm Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat)
Abstract
Selama periode 1998-2001 tejadi defisit nilai ekspor komoditi sayur dan buah terhadap nilai impornya masing-masing sebesar US$ 52.407.050 dan US$ 131.504.360. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun Indonesia dikenai sebagai negara agraris ternyata beium mampu memaksimalkan potensi pertaniannya agar n~emilikdi aya saing tinggi deilgan negara lain. Banyak usaha untuk memprzktikkan bentuk-bentuk pemanfaatan lahan yang mengefisienkan penggunaan sumber daya lokal yang tersedia. Beberapa konsep yang sudah diterapkan di beberapa negara antara lain adalah pertanian ramah lingkungan, petemakan biobgis, pertarian organik (organic farming), pertanian konsenrasi dan sustairmble agriculture. Kesemuanya mengacu pada bentuk-bentuk penggunan lahan yang secara primer aiau hampir secara eksklusif hanya tergantung pada sumber daya lokal untuk mencapai produktivitas yang awet (lasting productivity), biasa disebut LISA (Low Input Sustainable Agriculiure) atau pertanian yang lestari dengan tingkat input eksternal rendah. Penanaman kangkung secara organik masih terbilang jarang dilakukan. Penanaman kangkung yang demikian mudah membuat banyak petani tradisional yang tidak memiliki keinginan untuk membudidayakannya dengan cara-cara bau. Menurut Mulyadi (2001), pemberian pupuk organik dapat nemberikan respons yang positif dalam pertumbuhan tanaman kangkung dan bayam dibandingkan perlakuan pupuk anorganik. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering kedua tanaman (kangkung dan bayam) dengan perlakuan kascing menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Berdasarkan pemikiran di atas, PT Austindo Mitra Sarana melalui divisi pertaniannya, AMS Farm, ingin memanfaatkan potensi pasar kangkung untuk pengembangan usahanya. Sesuai dengan misi lingkungan dan pertanian berkesinamtungan yang diusung AMS Fam, maka budidava kangkung khususnya varietas kangkung darat dilakukan menggugakan teknik-teknik pertanian organik. Dengan demikian dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah : (1) Mempelajari prospek pengembangan kangkung dengan sistem budidzya pertanian organik dimasa yang akan datang, (2) Menganalisis kelayakan investasi pengusahaan kangkung organik pada PT. Austindo Mitra Sarana divisi pertanian (AMS Farm). Penelitian ini dilaksanakan di Divisi Pertanian PT. Austindo Mitra Sarana (AMS Farm). Pemilihan lokasi ini ditentukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa PT. Austindo Mitra Sarana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertanian organis yang menjadi salah satu produsen tomat organik yang dipasarkan oleh Sogo Departemen Store Plaza Indonesia, Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Febmari - Mei 2004 di kebun organik PT AMS yang berlokasi di Desa Palasari Ilir, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Propirlsi Jawa Barat. Jenis data. yang digunakan dalam penelitian ini melip~tid ata primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan melahi wawancara dengan pemilik pemsahaan dan karyawan PT Austindo Mitra Sarana serta lembaga pemasaran. Data sekunder diperoleh dari PT Austindo Mitra Sarana, Departemen Pertanian, Organic Funning Research Foundation, Badan Pusat Statistik, situs-situ internet, dan instansi lain yang terkait. Dari hasil perhitungan analisis finansial usaha budidaya kangkung darat sistem pertanian organik dengan menggunakan greenhouse di perkebunan PT Austindo Mitra Sarana n~enunjukkan nilai NPV yang positif, yaitu sebesar Rp 274.157.403 pada tingkat diskonto sebesar 6 persen. Niiai Net BIC dari perhitungan tersebut pada tingkat diskonto 6 persen adalah sebesar 2,02 yang menunjukkan bahwa pendapatan bersih yang diterima 2,02 kali dari biaya yang telah dieluarkan. Nilai IRR dari hasil perhitungan adalah 26 persen yang berati l'ebih besar daripada nilai diskonto. Hasil analisa switching value menunjukkan bahwa proyek usaha tani kangkung darat organik berskala 5040 m2 selrsitiv terhadap penurunan harga jual hingga 25,02 persen, penurunan produksi sebesar 25,63 persen, kenaikan biaya operasional sebesar 83,C6 persen, dai~pe nundaan manfaat hingga 28,7 persen.