Pemanfaatan isi rumen (kambing dan domba) sebagai inokulan dalam proses pengomposan sampah pasar (organik) dengan kotoran sapi perah
Abstract
Keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) sebagai tempat untuk menghasilkan daging sebagai sumber protein ternyata membawa dampak negatif karena dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Limbah seperti feses dan isi rumen (limbah organik) merupakan limbah terbanyak di Rumah Potong Hewan dan merupakan sumber utama bahan pencemar terakumulasi setiap hari apalagi ditambah dengan sampah pasar (organik), jika tidak ditangani dengan serius akan menimbulkan pencemaran lingkungan
Pemanfaatan limbah padat Rumah Potong Hewan seperti kotoran ternak, isi rumen dan sampah pasar (organik) yang umum dilakukan, mudah penanganan serta ramah lingkungan adalah dengan pengomposan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan kualitas kompos yang menggunakan sampah pasar (organik) dan kotoran sapi perah dengan inokulan isi rumen kambing dan domba.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Sub Pengolahan Limbah dan Hasil Ikutan Ternak, Fakultas Peternakan IPB dari minggu keempat bulan September sampai minggu pertama bulan November 2001, untuk analisa kandungan unsur hara kompos dilakukan di Laboratorium SEAMEO BIOTROP, Bogor.
Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x2 dengan lima kali ulangan. Faktor pertama yakni inokulan isi rumen kambing atau isi rumen domba dan faktor kedua tingkat konsentrasi isi rumen yakni 5 atau 10%. Perlakuan pengomposan yang dilakukan dengan cara mencampurkan bahan yakni sampah pasar (organik) sebanyak 20 kg dan feses sebanyak 20 kg (perbandingan 50%:50%). Perlakuan yang diuji adalah Al (pengomposan ditambah isi rumen domba dengan konsentrasi 5% dari total campuran sampah dan kotoran sapi perah), A2 (ditambah isi rumen domba dengan konsentrasi 10%), B1 (ditambah isi rumen kambing dengan konsentrasi 5%) dan B2 (ditambah isi rumen kambing dengan konsentrasi 10%) dan ditambah kontrol positif. Data hasil pengamatan yang diperoleh selanjutnya dianalisis ragam dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan, untuk hasil analisa kimia dilakukan secara komposit. Parameter yang diamati meliputi temperatur, derajat keasaman (pH), produksi kompos dan kualitas kompos.
Hasil analisa kimia unsur hara menunjukan kandungan N kompos berkisar antara 1,29-1,61%, kandungan N paling tinggi (1,61%) diperoleh pada perlakuan B2(ditambah isi rumen kambing dengan konsentrasi 10%). Rasio C/N kompos berkisar antara 26,1-29,9 menunjukan bahwa kompos relatif matang, sedangkan nilai ..dst