Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Investasi Nasional di Sektor Primer, Sekunder dan Tersier
Abstract
Kemajuan ekonomi ditandai oleh pergeseran struktur perekonomian nasional, yaitu semakin menurunnya pangsa pasar sektor primer dan semakin meningkatnya pangsa pasar sektor sekunder dan tersier, serta terjadinya gap antara pertumbuhan di sektor primer, sekunder dan tersier. Fakta tersebut menggambarkan bahwa telah terjadi ketimpangan pembangunan di Indonesia. Untuk mencegah terjadinya ketimpangan pembangunan tersebut maka pembangunan dalam suatu sektor perekonomian di suatu negara harus ditunjang oleh pembangunan di sektor lainnya. Langkah yang dapat dilakukan oleh suatu negara dalam memacu pertumbuhan dari setiap sektor perekonomian adalah melalui peningkatan investasi. Investasi merupakan kegiatan untuk mentransformasikan sumber daya potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dimana sumber daya alam yang ada di masing-masing daerah diolah dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat secara adil dan merata. Investasi baik di sektor primer, sekunder maupun tersier membutuhkan adanya iklim yang sehat dan kemudahan serta kejelasan prosedur penanaman modal. Penelitian ini menganalisis perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai total realisasi investasi nasional di sektor primer, sekunder dan tersier, serta memberikan rekomendasi kebijakan investasi bagi pemerintah yang dapat memacu terjadinya peningkatan nilai total realisasi investasi nasional di sektor primer, sekunder dan tersier. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series (kuartal) dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2008 yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan Regresi Komponen Utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi, suku bunga riil, pendapatan rii tahun sebelumnya, jumlah tenaga kerja, total jalan yang diaspal di Indonesia, dan jumlah penduduk Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap nilai total realisasi investasi nasional baik di sektor primer, sekunder dan tersier. Pendapatan riil tahun sebelumnya (PDBt-1), jumlah tenaga kerja (TK), jumlah penduduk Indonesia tahun sebelumnya (Jmlh. Pnddkt-1), dan total Jalan yang diaspal di Indonesia (Jaspal) berpengaruh secara positif pada taraf 5 persen (α = 5 persen) terhadap nilai total realisasi investasi nasional baik di sektor primer, sekunder dan tersier. Sedangkan suku bunga riil Indonesia (r) dan inflasi (INF) berpengaruh secara negatif pada taraf 5 persen (α = 5 persen) terhadap nilai total realisasi investasi nasional baik di sektor primer, sekunder maupun tersier. Berdasarkan hasil estimasi output yang didapat, maka kebijakan yang bisa diambil oleh pemerintah sebagai bahan pertimbangan adalah meningkatkan kemampuan pendanaan pemerintah dengan cara meningkatkan proporsi dana untuk pembangunan jalan maupun untuk memperbaiki kondisi jalan yang sudah ada, mengoptimumkan fungsi intermediasi perbankan dan lembaga keuangan dalam mendukung peningkatan kredit investasi, serta menciptakan pertumbuhan investasi di sektor primer sehingga dapat mengurangi ketimpangan realisasi investasi nasional. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja di sektor primer. Hal ini didasarkan dengan fakta empiris bahwa investor tertarik untuk berinvestasi di sektor primer karena banyaknya jumlah tenaga kerja. Dengan demikian, diharapkan peningkatan kualitas tenaga kerja di sektor primer akan dapat meningkatkan bargaining position tenaga kerja di sektor tersebut.