Pengaruh Umur Zigot pada saat Kejutan Panas terhadap Tingkat Keberhasilan Triploidisasi, serta Kelangsungan Hidup Embrio dan Larva lkan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus)
Abstract
lkan jambal siam atau ikan patin, atau biasa disebut ikan pangasius, merupakan ikan sebangsa lele (catfish) yang telah dapat dibudidayakan dan dipijahkan secara biak rangsang (induce breeding). Salah satu hambatan dalam usaha budidaya adalah lambatnya laju pertumbuhan organisme budidaya akibat proses pembentukkan dan pematangan gonad. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan teknik rekayasa genetik untuk menghasilkan benih yang streril dengar; mutu yang baik. Di antara teknik rekayasa genetik ini adalah rekayasa ploidi. Teknik rekayasa ploidi, dalarn ha1 ini rnembuat jumlah set kromosomnya menjadi tiga disebut triploidisasi. Keberhasilan triploidisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu kejutan, lama kejutan dan umur zigot ketika kejutan dimulai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur zigot pada saat kejutan panas terhadap keberhasilan triploidisasi, sertz kelangsungan hidup ernbrio, dan larva. Pelaksanaannya din~ulai pada awal bulan Maret dan berlangsung sampai akhir bulan Juni 2001, bertempat di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor. Telur diperoleh dari tetua ikan jambal betina dengan cara mengurut bagian perut ke arah anal, setelah sebelumnya disuntik dengan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas sebanyak empat dosis. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intrarnuskular di bagian dorsal. Sedangkan terhadap tetua jantan tidak dilakukan penyuntikan. Telur dan sperma dicampurkan dalam mangkuk dan diaduk secara merata kemudian ditambahi dengan air. Waktu penambahan air ini dianggap sebagai umur zigot nol. Setelah itu telur disebar merata di atas lempeng kaca. Sebelum sampai pada batas waktu yang ditentukan lempeng kaca dimasukkan ke dalam keranjang untuk pelaksanaan perlakuan kejutan di dalam penangas air (waferbath) dengan suhu kejutan 43OC, selama 1,5 menit. Setelah itu telur diinkubasi dalam akuarium (30 x 30 x 30 cm3). Sedangkan untuk kontrol langsung diinkubasi tanpa perlakuan kejutan. Untuk mencegah serangan jamur selama inkubasi diberi larutan biru metilen dua ppm. Parameter yang diamati adalah derajat pembuahan telur (FR), derajat kelangsungan hidup embrio pada umur dua puluh jam (SRe-20), derajat penetasan telur (HR), derajat kelangsungan hidup larva sampai umur tujuh hari (SRLO-T),d erajat abnormalitas morfologi larva, dan kualitas air. Pembuktian terdapatnya triploidi pada ikan percobaan dilakukan dengan metode penghitungan jumlah kromosom dan penghitungan jumlah maksimal nukleoli per sel.