Karakteristik Kimia dan Fisik Sisik Ikan Gurami (Osphronemus gouramy).
Abstract
Sisik ikan merupakan limbah yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Sisik ikan dalam skala industri (diperoleh dari industri fillet ikan) dapat dimanfaatkan sebagai sumber kolagen, sedangkan dalam skala rumah tangga biasanya hanya dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sisik ikan dengan menenentukan rendemen, karakteristik kimia dan fisik, dan mengetahui kemungkinan adanya komponen aktif dalam sisik ikan. Jika tujuan tersebut telah diperoleh, maka yang ingin diketahui selanjutnya adalah pengaruh bobot ikan terhadap kandungan sisik ikan. Pengaruh bobot ikan terhadap kandungan sisik ikan diketahui dengan menggunakan tiga kelompok bobot yang berbeda, yaitu rata-rata 0,3, 1,2, dan 3,1 kg masing-masing tiga ulangan. Pada tiap kelompok bobot dilakukan analisis proksimat, pengukuran kadar kalsium, kitin, pH, ketebalan, dan diameter. Pada bobot ikan dengan rendemen terbanyak dilakukan uji fitokimia (alkaloid, steroid, saponin, fenol hidrokuinon, molisch, benedict, biuret, dan ninhidrin). Sisik ikan diperoleh dari ikan gurami dengan bobot 260–3315 gram. Rendemen sisik gurami berkisar antara 3,0-5,7 %. Sisik gurami mengandung air 30,0–36,8 %, abu 18,7-26,3 %, lemak 0,1-1,0 %, protein 29,8-40,9 %, karbohidrat by differences 2,0-5,7 %, kitin 0,4-3,7 %, kalsium 5,0-8,6 %. Tingkat keasaman sisik gurami berkisar antara 7,7-8,7 yang berarti sisik gurami bersifat basa. Ketebalan sisik berkisar antara 20-70 μm dan diameternya berkisar antara 9-21 mm. Berdasarkan uji fitokimia, sisik gurami mengandung alkaloid, karbohidrat, senyawa peptida, dan asam amino. Bobot gurami tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, abu, protein, lemak, dan kalsium. Bobot gurami berpengaruh pada kadar kitin, semakin besar bobot ikan semakin rendah kadar kitin sisiknya.