Sistem Pengendalian Mutu Ikan Swanggi (Priacanthus macracanthus) (Studi Kasus di CV. Bahari Express, Palabuhanratu, Sukabumi).
Abstract
Ikan swanggi merupakan ikan demersal kecil yang dulunya memiliki harga jual yang murah yaitu tidak lebih dari Rp.10.000/kg. Dengan berdirinya CV. Bahari Express, harga ikan ini mengalami kenaikan menjadi Rp.35.000/kg. Ikan swanggi sekarang telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang cukup diminati sehingga harus diperhatikan mutunya agar memenuhi standar mutu ekspor. Tetapi sistem pengendalian mutu ikan swanggi baru dilaksanakan secara tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi proses penanganan dan menentukan keragaan mutu ikan swanggi dengan metode survey, uji organoleptik, analisis nilai pH dan Total Volatile Base (TVB). Penelitian dilakukan pada saat pascapanen, pembongkaran, produksi dan saat dipasarkan di pasar sekitar PPN Palabuhanratu. Proses penanganan yang dilakukan kapal CV. Bahari Express sudah hampir memenuhi Good Handling Practices (GHP), sedangkan supplier masih melakukan penanganan yang tidak memenuhi syarat dalam GHP. Nilai rata-rata organoleptik ikan swanggi pada proses penanganan yaitu : pembongkaran (8,38), produksi (7,48), pasar (5,23). Nilai pH ikan swanggi yaitu : pembongkaran (6,11-6,75), produksi (6,36-7), pasar (6,4-6,66). Nilai TVB ikan swanggi pada setiap tahapan penanganan adalah : pembongkaran (13,07 mgN/100 g), ikan segar saat produksi (28 mgN/100 g), ikan reject saat produksi (42 mgN/100 g), pasar (42 mgN/100 g). Kata kunci : ikan swanggi, pengendalian mutu