Analisis ekonomi fungsi produksi, penetapan tarif dan alokasi air minum yang efisien studi kasus : PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi
Abstract
Air memiliki fungsi strategis dalam kehidupan. Fungsi ekologi sebagai ekosistem yang terdiri dari organisme yang tumbuh dan berkembangbiak. Fungsi sosial sebagai barang publik yang pemanfaatannya dilandaskan kepada kepentingan umum dibandingkan pemanfaatan privat. Air memiliki fungsi ekonomi yang didayagunakan untuk menunjang kehidupan manusia baik produksi, distribusi dan konsumsi. Laju deplesi sumberdaya air tidak memasukan variabel biaya karena adanya asumsi bahwa ekstraksi air tidak berpengaruh pada ketersediaan air. Fakta yang terjadi adalah terbatasnya kuantitas, kualitas dan kontinuitas air yang mengakibatkan adanya krisis air. Kota Bekasi mengalami permasalahan dalam penyediaan air khususnya air permukaan yang saat ini telah tercemar, sehingga dibutuhkan pengolahan oleh PDAM. Adanya UU otonomi daerah mengakibatkan adanya dua sistem pengelolaan air di Kota Bekasi yaitu PDAM Bekasi dan PDAM Tirta Patriot. Sumber air berasal dari Bendung Bekasi pertemuan dari Saluran Tarum Barat dan Kali Bekasi. Kerusakan lingkungan di Kali Bekasi mengakibatkan adanya peningkatan biaya operasional. Pembangunan sektor properti di Kota Bekasi kedepannya meningkatkan permintaan kebutuhan air maka dibutuhkan perencanaan dalam pengelolaan air oleh PDAM Tirta Patriot. Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu : (1) Mengidentifikasi pola pemanfaatan dan pengelolaan air oleh PDAM Tirta Patriot, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi air, (3) Mengevaluasi penetapan tarif PDAM Tirta Patriot dengan menggunakan mekanisme full cost recovery, (4) memproyeksikan pengembangan kapasitas produksi PDAM Tirta Patriot untuk pemenuhan kebutuhan air masyarakat Bekasi Utara, Pondok Gede dan Jati Asih sepuluh tahun yang akan datang. Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Tirta Patriot. Data yang digunakan data sekunder deret dan data primer. Analisis deskriptif untuk analisis pola pengelolaan dan pemanfaatan, analisis regresi linier berganda untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi air, perhitungan tarif dengan mekanisme full cost recovery berdasarkan Permendagri No.23 tahun 2006 dan proyeksi pemanfaatan air sepuluh tahun yang akan datang dengan analisis data runtut waktu yaitu ARIMA dan metode pemulusan dengan teknik eksponensial ganda yang selanjutnya dilakukan analisis kapasitas produksi. Sumber air baku utama berasal dari Saluran Tarum Barat dengan mekanisme harga kontrak Rp 50/m3, akan tetapi bercampur juga dengan air dari Kali Bekasi. Kapasitas produksi yang terpasang saat ini adalah 450 liter/detik sedangkan yang termanfaatkan sebesar 275 liter/detik. Tarif dasar saat ini Rp 1.610/m3 dengan biaya pemasangan baru Rp 1.245.000 dengan biaya minimal yang tetap dibayar konsumen per bulan Rp 32.100. Hasil analisis regresi linier berganda dari fungsi produksi air yaitu PA = - 4.986.263 + 412.220 ln AB + 10.817 ln PDL - 8,27 TKA + 0,121 BKT+ ei. didapatkan bahwa ln air baku, ln penggunaan daya listrik dan tingkat penggunaan daya listrik signifikan secara statistik pada taraf nyata 5% sedangkan penggunaan bahan kimia total belum cukup bukti secara signifikan secara statistik. Tarif air yang diperoleh berdasarkan mekanisme full cost recovery untuk penggunaan 0-10 m3 yaitu tarif dasar Rp 2.239/m3, tarif rendah untuk pelanggan sosial dan tempat ibadah Rp 1.008/m3,tarif rendah untuk RSS dan instansi pemerintah Rp 1.858/m3, tarif penuh sebesar Rp 7.144/m3 dan tarif khusus berdasarkan kesepakatan sukarela dan menguntungkan antar pelanggan dan PDAM Tirta Patiot. Proyeksi jumlah air bersih menggunakan data bulanan, berdasarkan analisis deret waktu produksi air PDAM Tirta Patriot merupakan model ARIMA 2,1,0 dengan orde 1 dan transformasi Box-Cox. Proyeksi penduduk Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Utara, Pondok Gede dan Jati Asih menggunakan proyeksi pola data runtut waktu teknik pemulusan metode eksponensial ganda. Hasil analisis ini untuk analisis alokasi pengelolaan air dan pengembangan IPA. Asumsi yang digunakan adalah kebutuhan air perkotaan digunakan 185 liter/detik, dua kondisi yaitu tanpa kehilangan air dan dengan kehilangan air 37%, dua pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan total daerah cakupan pelayanan dan 25% dari total cakupan pelayanan serta dua periode yaitu 2009-2013 untuk wilayah Bekasi Utara dan 2014-2019 wilayah Bekasi Utara, Pondok Gede dan Jati Asih. Pengembangan kapasitas diarahkan agar terjadi penurunan kehilangan air menjadi 20%. Hasilnya pengembangan kapasitas meningkat setiap tahunnya karena kebutuhan air yang meningkat dan cakupan wilayah yang diperluas. Pada masa yang akan datang dibutuhkan perencanaan baik dari segi produksi, tarif dan pengembangan investasi untuk penambahan kapasitas produksi terkait adanya peningkatan kebutuhan air dan cakupan pelayanan PDAM Tirta Patriot.