Analisis daya saing ekspor komoditi teh indonesia di Pasar Internasional
Abstract
Indonesia sebagai salah satu produsen dan eksportir komoditi teh terbesar kelima di dunia memandang bahwa liberasi perdagangan dunia merupakan peluang yang cukup terbuka bagi industri teh. Di sisi lain hal ini dipandang sebagai tantangan untuk meningkatkan daya saing agar dapat menghasilkan produk teh yang semakin kompetitif di pasar internasional. Peningkatan daya saing komoditi merupakan tantangan terbesar bagi komoditi teh di Indonesia, terutama untuk menghadapi era perdagangan bebas. Namun, kualitas dan ekspor teh Indonesia mengalami penurunan terhadap pangsa pasarnya di dunia. Mengingat iklim persaingan yang semakin ketat, ditambah lagi dengan sudah tidak diberlakukannya kuota menyebabkan komoditi teh nasional mendapat ancaman serius dari negara-negara yang juga merupakan negara produsen teh seperti Vietnam. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengkaji perkembangan produksi dan ekspor komoditi teh di Indonesia, (2) menganalisis struktur pasar kelompok komoditi teh yang dihadapi Indonesia dalam perdagangan teh internasional dan (3) menganalisis posisi daya saing ekspor kelompok komoditi teh Indonesia di pasar internasional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Herfindahl Index (HI) dan Concentration Ratio (CR4) untuk mengetahui struktur pasar dan pangsa pasar yang dimiliki oleh komoditi teh Indonesia di pasar internasional. Analisis keunggulan daya saing menggunakan analisis kuantitatif Revealed Comparative Advantage (RCA) dengan menggunakan formula Balassa. Revealed Comparative Advantage ini digunakan untuk menjelaskan kekuatan daya saing komoditi teh secara relatif terhadap produk sejenis dari negara lain yang juga menunjukkan posisi komparatif Indonesia sebagai produsen teh dibandingkan negara lainnya dalam pasar teh internasional. Sedangkan untuk melihat analisis daya saing komoditi teh dari sisi keunggulan kompetitif digunakan pendekatan Teori Berlian Porter (Porter’s Diamond Theory). Teori ini digunakan untuk menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu negara. Faktor internal mencakup faktor fisik dan manusia, sedangkan faktor eksternalnya adalah peluang yang terjadi di pasar domestik maupun internasional. Selama periode 1996 – 2005 perkembangan laju pertumbuhan produktivitas yaitu sebesar 11,3 persen menunjukkan peningkatan yang cukup besar, tetapi laju pertumbuhan produksi komoditi teh Indonesia hanya meningkat sedikit yaitu sebesar 0,71 persen. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan luas areal teh yang mengalami penurunan sebesar 1,12 persen.