Nilai hematokrit dan konsentrasi mineral dalam darah sapi fries holland pada lokasi limpahan vulkanik gunung kelud Jawa Timur
Abstract
Limpahan vulkanik gunung berapi diketahui menambahkan sejumlah besar mineral ke dalam tanah yang pada gilirannya akan meningkatkan konsentrasi mineral dalam hijauan ma- kanan ternak dan mempengaruhi pula konsentrasi mineral dalam darah ternak.
Ketidakseimbangan berbagai unsur nutrisi dalam ransum merupakan salah satu penyebab rendahnya tingkat produksi dan tingginya tingkat kegagalan reproduksi. Kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan fosfor (P) merupakan mineral makro utama yang metabolismenya dalam tubuh sapi perah berhu- bungan sangat erat, sedangkan mineral besi (Fe) sebagai komponen utama butiran darah merah, mempengaruhi hampir seluruh aktivitas ternak.
Penelitian ini berlangsung dari awal Mei 1990 hingga bulan Januari 1991, meliputi tahap pengambilan sampel yang dilakukan di sekitar lokasi limpahan vulkanik gunung Kelud di kabupaten Blitar, Kediri, dan kabupaten Malang pada tanggal 21 Mei 1990 hingga 7 Juni 1990.
Preparasi sampel dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan Juni hingga Desember 1990. Kalibrasi Ca, Mg dan Fe dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) dan fosfor dengan Double Beam Spectrofotometer (DBS) dilaksanakan di Laboratorium Agronomi, Balai Peneli- tian Tanaman Pangan, Bogor.
Penambahan mineral akibat limpahan vulkanik gunung Kelud sangat nyata (P<0.01) meningkatkan konsentrasi Ca dan P serta menurunkan kadar Fe dalam darah, tetapi tidak mempengaruhi kadar Mg dan nilai hematokrit darah.
Lokasi terjauh dari pusat kegiatan vulkanik yang menerima limpahan dengan ukuran partikel terkecil, sangat nyata (P<0.01) memperlihatkan konsentrasi Fe dan nilai hematokrit tertinggi. Perbedaan lokasi tidak mempengaruhi konsentrasi mineral makro dalam darah. Tidak terdapat perbedaan konsentrasi mineral dan nilai hematokrit darah pedet dengan darah sapi laktasi pada satu lokasi.
Bobot badan sangat nyata (P<0.01) berkorelasi dengan umur sapi perah, tetapi tidak nyata berhubungan dengan konsentrasi mineral dan nilai hematokrit darah. Hanya konsentrasi Fe dan Mg di dalam darah sapi perah di Blitar yang sangat nyata (<0.01) dan nyata (P<0.05) berkorelasi…dst