Penampilan peternakan sapi perah koperasi unit desa di Kabupaten D. T. II Garut
Abstract
Kabupaten Garut mempunyai potensi untuk perkembangan ternak sapi perah. Populasi terbanyak terdapat di lima kecamatan yaitu Bayongbong, Cikajang, Cilawu, Cisurupan dan Samarang.
Pendidikan peternak mempunyai kaitan yang erat dengan cara-cara mereka beternak. Dengan pendidikan yang rata-rata rendah dan bukan pendidikan kejuruan yang ada kaitannya dengan bidang peternakan, mereka sulit menerima inovasi baru yang disampaikan oleh Dinas Peternakan. Pengetahuan beternak mereka peroleh dari orang tua yang diwariskan secara turun temurun.
Usaha mereka umumnya peternakan rakyat dengan 1 sampai 3 ekor sapi setiap peternaknya. Adapun tujuan beternak sapi perah ini terutama untuk diambil produksi susunya, baru kemudian kotorannya sebagai pupuk kandang.
Cara beternak umumnya dikandangkan sepanjang hari, kadang-kadang dilepas di sekitar rumah peternak.
Pemberian pakan biasanya dua kali sehari. Umumnya diberi hijauan dengan atau tanpa penambahan konsentrat sebagai penguat.
Peternak mengenal tanda-tanda estrus pada sapi apa bila terlihat hewan gelisah dan menguak, nafsu makan turun, produksi susu turun, alat kelamin bagian luar (vulva) bengkak, merah dan hangat serta keluar lendir jernih, lengket dan terang tembus atau kadang-kadang ada juga yang menaiki sapi lain.
Hampir semua sapi di Kabupaten Garut dikawinkan dengan cara IB (kawin suntik). Peternak merasa senang dengan adanya kawin suntik ini oleh karena disamping pejantan yang sulit dijumpai maka cara ini merupakan cara yang praktis dan menguntungkan.
Usaha penanggulangan penyakit dilaksanakan oleh Di nas Peternakan, perlu adanya kerja sama dengan peternak dalam melaporkan kasus yang terjadi.
Setelah melihat perkembangan sapi perah dan hasilnya telah dapat dirasakan oleh peternak, mereka ingin memperluas usahanya dengan menambah jumlah sapi yang dimiliki.