Persepsi santri pondok pesantren Nurul Jadid Kecamatan Patton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur terhadap pendidikan ketrampilan pertanian
Abstract
Jumlah penduduk Indonesia sebagian besar (69,10%) berada di daerah pedesaan, sedang yang bekerja di sektor pertanian sekitar 55,90% (BPS, 1991). OLeh karena itu, sektor pertanian tetap memegang peranan penting terhadap keseluruhan perekonomian nasional. Pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang sebagian besar tumbuh di daerah pedesaan dan sebagian telah mengembangkan kegiatan pendidikan keterampilan pertanian baik secara kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Pemasyarakatan pendidikan keterampilan pertanian di lingkungan pondok pesantren telah dimulai sejak Pelita II. Hal ini merupakan langkah yang baik guna mendidik santri menjadi manusia yang bersemangat wiraswata dan sekaligus untuk menunjang masyarakat di lingkungannya (Departemen Agama, 1985).
Keberhasilan penyelenggaraan program keterampilan di pesantren tidak dapat dipisahkan dari peran serta santri dan juga sifat-sifat yang dimiliki oleh program tersebut. Berbagai macam respon yang diberikan oleh santri terhadap suatu inovasi baru, oleh ahli psikologi dianggap sesuatu hal yang wajar, karena setiap orang mempunyai motivasi dan persepsi yang berbeda-beda (Ahmadi, 1991).
Supaya ada kesinambungan dalam pelaksanaan program pendidikan kete- rampilan pertanian di setiap pesantren yang menyelenggarakannya, kesamaan persepsi dalam hal ini penting untuk diperhatikan. Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid merupakan salah satu pesantren yang telah memperkenalkan pendidikan keterampilan pertanian. Bagaimana persepsi santri PP Nurul Jadid terhadap pendidikan keterampilan pertanian itu dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya, perlu dipelajari.