Kemandirian Perempuan Pengolah Hasil Perikanan di Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Abstract
Desa Muara merupakan desa pesisir yang terletak di Kecamatan Wanasalam yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, sehingga sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Di Desa Muara terdapat komunitas perempuan pengolah hasil perikanan yang belum mampu berperan aktif di luar rumah tangganya dan perannya sedikit dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga, sehingga mereka termotivasi untuk bekerja secara mandiri untuk mengolah hasil perikanan tanpa mengesampingkan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Pentingnya kemandirian yang dimiliki perempuan pengolah agar mereka mampu memanfaatkan potensi dirinya dengan memperhatikan berbagai faktor yang dapat mendukung usahanya. Tujuan penelitian adalah menggambarkan kemandirian yang dimiliki perempuan pengolah dalam mengelola usahanya, menjelaskan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan kemandirian dan menjelaskan pengelolaan usaha yang dilakukan perempuan pengolah hasil perikanan, dengan menggunakan metode deskriptif-sensus dan menggunakan alat ukur kuesioner melalui perhitungan Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian terhadap faktor internal 26 responden perempuan pengolah ikan asin dan baso ikan menunjukkan bahwa rata-rata umur adalah 38,23 tahun, dengan lamanya pendidikan 4,27 tahun, jumlah anggota keluarga adalah 5,35/6 orang, dan memiliki motivasi yang rendah, dengan pengalaman usaha selama 9,37 tahun, memiliki tingkat kekosmopolitan yang rendah dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp15 juta/tahun. Faktor eksternal yang mendukung usaha pengolahan hasil perikanan terdiri dari dukungan sarana dan prasarana serta dukungan kelembagaan. Tingkat kemandirian perempuan pengolah secara keseluruhan adalah sedang yang dapat dilihat dari kemampuan dalam mengontrol usahanya, dalam mengakses sumberdaya, keterlibatan dalam perencanaan kegiatan usaha, keterlibatan dalam pengambilan keputusan, kemampuan teknis pengolahan ikan dan manfaat yang diperoleh dari usaha pengolahan ikan, dengan pengelolaan yang masih sederhana. Melalui Korelasi Rank Spearman diketahui bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kemandirian perempuan pengolah, hanya ada satu variabel dari faktor eksternal yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kemandirian yaitu dukungan kelembagaan. Dengan adanya dukungan kelembagaan, diharapkan dapat berimplikasi baik terhadap kegiatan usa perempuan pengolah, sehingga dapat diikuti oleh dukungan yang lain. Dengan demikian, mereka mampu untuk tetap eksis di bidang pengolahan hasil perikanan dengan tujuan memperoleh tambahan penghasilan yang akan meningkatkan pendapatan bagi rumah tangganya.