Kajian Supply Chain Management : Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pelanggan dan Pemasoknya
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi tinggi pada sektor pertanian. Pertanian secara luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Saat ini, peternakan telah menyumbang produk domestik negara terbesar setelah sektor industri dan perdagangan yaitu sekitar 15,38 persen (Badan Pusat Statistik 2005). Kebutuhan terhadap hasil produk peternakan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani. Salah satu sumber protein hewani yang sangat digemari adalah telur ayam ras. Menurut Badan Pusat Statistik (2007) permintaan telur ayam ras di Indonesia yaitu sekitar 5-7 kg perkapita pertahun, sedangkan ketersediaanya hanya sekitar 5-5,6 kg perkapita pertahun. Permintaan telur ayam ras yang masih belum terpenuhi tersebut merupakan peluang bagi para peternak atau produsen telur ayam ras untuk bersaing dan memperluas usahanya. Pamulihan Farm merupakan salah satu peternakan ayam ras petelur yang juga harus bersaing dengan peternakan lainnya untuk mendapatkan produk yang berkualitas, kuantitas yang tepat, kondisi yang tepat, waktu yang tepat dengan harga bersaing. Salah satu strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh Pamulihan Farm yaitu supply chain management dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dari hulu hingga ke hilir. Tetapi, untuk melakukan suatu supply chain management yang efektif maka Pamulihan Farm harus mampu memiliki relationship marketing yang baik dengan mitra bisnisnya yaitu pemasok dan pelanggannya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi dan menganalisis relationship marketing yang terjadi antara peternakan Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis penerapan supply chain management pada peternakan Pamulihan Farm. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan ayam ras petelur Pamulihan Farm dan para mitra bisnisnya. Peternakan ini terletak di Desa Pamulihan, Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret hingga pertengahan April. Respoden dalam penelitian ini adalah Pamulihan Farm, delapan pemasok utama sarana produksi ternak (PT. Sumber Multivita (SM), PT. Multibredder Adirama Indonesia (MBAI), PT. Indovetraco Makmur Abadi (IMA), PT. Surya Hidup Satwa (SHS), PT. Swadeshi Candrasentosa (SCS), PT. Charoen Pokphand (CP), PT. Missauri (MIS), PT. Gold Coin (GC) dan Sembilan pelanggan (Surya Mart, Sukanta Market, Alfamart, Agen Pasar Cilimus, Pasar Cikijing, Pasar Talaga, Pasar Ciawi Gebang, Pasar Baru Kuningan dan Pasar Kepuh) Pamulihan Farm. Penelitian ini menggunakan analisis deskripstif kualitatif yang disertai dengan kuantitatif yang menggunakan penghitungan skala Likert. Analisis penerapan supply chain management dilakukan berdasarkan konsep The Six Key Principles Of Supply Chain Management. Relationship marketing Pamulihan Farm dengan pelanggan dan pemasoknya dipengaruhi oleh tigkat kepercayaan dan komitmen diantara mereka yang kemudian terdiri dari tiga level kecenderungan yaitu level kooperatif, level koordinatif dan level kolaboratif ( Morgan dan Hunt 1994), Spekman (1998). Level kooperatif merupakan level terendah dari relationship marketing dan level kolaboraitf merupakan level tertinggi. Pada level kooperatif hubungan yang terjadi masih sangat transactional tanpa ada ikatan yang lebih kuat. Pada level koordinatif telah terjadi suatu hubungan yang erat dan adanya sikap untuk saling memuaskan mitranya dengan prioritas utama kepada mitranya tersebut. Sedangkan, level kolaboratif adalah level yang jarang terjadi dimana antar mitra bisnis tersebut. Hal tersebut dikarenakan level kolaboratif membutuhkan komitmen dan kepercayaan yang sangat kuat, aliran informasi sangat terbuka dan mitra bisnisnya ikut serta dalam segala hal perencanaan dan pengambilan keputusan dari mitra bisnisnya. Berdasarkan penelitian ini maka saat ini tiga pemasok Pamulihan Farm yaitu PT IMA, PT MIS dan PT SCS berada pada level kooperatif sedangkan sebagian besar pemasok Pamulihan Farm telah memiliki level relationship markerting yang cukup tinggi pada level koordinatif yaitu PT GC, PT SM, PT MBAI, PT SHS dan PT CP. Pelanggan dari Pamulihan Farm sebagian besar pun telah memiliki level kecenderungan tinggi pada level koordinatif yaitu Surya Mart, Sukanta Market, Pasar Baru Kuningan, Pasar Kepuh, Pasar Ciawigebang. Sedangkan sebagian kecil dari pelanggan Pamulihan Farm masih berada pada level kooperatif yaitu Pasar Cilimus, Pasar Cikijing, Pasar Talaga dan Alfamart. Saat ini, Pamulihan Farm telah mulai melaksanakan keenam prinsip supply chain management yaitu fokus pada pelanggan, shared value yang adil yang ditunjukan dengan margin pemasaran yang efektif, memiliki hubungan baik dengan mitranya, memiliki manajemen mutu yang baik, memiliki sistem logistik yang cukup efektif dan efisien, serta aliran informasi yang baik. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Pemasok Pamulihan Farm sebagian besar telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamulihan Farm, (2) Pelanggan Pamulihan Farm telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamuliha Farm, (3) Pindahnya pemasok ke pelanggan lain bisa disebabkan oleh rendahnya pasokan yang dipasok pemasok tersebut dan banyaknya pelanggan potensial lainnya di wilayah pemasok, (4) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan level relationship marketing pada pemasok Pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin, kekuatan kesepakatan, dan banyak atau tidaknya pemasok alternatif lainnya, (5) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan relationship marketing pada pelanggan Pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin dan posisi Pamulihan Farm sebagai pemasok utama atau bukan dimata pelanggannya, (6) Pamulihan Farm telah cukup efektif dalaam melaksanakan supply chain management saat ini.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]