Analisis kelayakan usaha death by chocolate (DBC) & spageti restaurant kota Bogor Jawa Barat.
Abstract
Kebutuhan konsumsi pangan akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan dan pertumbuhan jumlah penduduk, serta pada hakikatnya pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan akan pangan meningkat antara lain seperti meningkatnya jumlah pendapatan, meningkatnya daya beli masyarakat dan kesadaran akan pentingnya nilai gizi suatu pangan yang dikonsumsi, salah satu usaha yang bergerak dalam bidang makanan adalah Death By Chocolate & Spageti Restaurant di Jalan Ceremai no 22 kota Bogor. Death by Chocolate & Spageti Restaurant adalah usaha yang sudah berjalan sekitar dua tahun, merupakan jenis restoran yang menawarkan beraneka pangan snack dengan berbahan dasar cokelat dan spageti. Hingga saat ini yang terjadi pada usaha yang sedang berjalan yaitu penjualan yang mengalami keadaan berfluktuatif per bulannya dan perusahaan hingga saat ini belum menganalisis kelayakan usaha. Selain itu permasalahan yang terjadi, manajemen perusahaan belum mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis perhitungan rugi-laba dengan melihat penjualan per bulan yang fluktuatif (2) menganalisis aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial (3) menganalisis kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant (4) Menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan usaha terhadap perubahan-perubahan harga pada biaya dan penjualan terhadap kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant. Penelitian ini juga akan melihat karagaan usaha DBC & Spageti Restaurant apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan aspek sosial dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan finansial yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant. Dalam menganalisa suatu usaha, biasanya menghadapi ketidakpastian atau perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sampai berapa persen usaha yang dilakukan mengalami kondisi yang tidak layak, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan usaha dilihat dari kriteria NPV, Net B/C, IRR, Payback period dan Analisis sensitivitas menggunakan data yang diperoleh dari perusahaan dan menyederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif. Laporan rugi-laba pada tahun 2007 manfaat bersih rata-rata perusahaan per bulan yang diperoleh sebesar Rp 22,52 juta sedangkan pada tahun 2008 mendapatkan manfaat bersih rata-rata per bulan sebesar Rp 32,90 juta penjualan mengalami peningkatan, dan mendapatkan rata-rata laba bersih untuk periode dua tahun yang meningkat Berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat diskonto tujuh persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp 632,62 juta (positif) atau lebih besar dari nol, Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar 3 nilai tersebut menunjukan bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1,00 satu satuan unit akan menghasilkan manfaat sebesar 3 kali dari biaya yang dikeluarkan, nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 27 persen (IRR>7 persen) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 27 persen, sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama enam tahun tujuh bulan. Kriteria NPV, IRR, Net B/C Dan Payback Period kelayakan yang dilakukan, menunjukan bahwa usaha DBC & Spageti Restaurant adalah layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas diketahui perusahaan ini tidak sensitif terhadap perubahan penurunan jumlah ouput hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 18 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,15 kemudian payback period Sembilan tahun empat bulan sehingga usaha ini masih layak untuk dijalankan. Peningkatan harga input hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 21 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,38 kemudian payback period delapan tahun tiga bulan menjadikan usaha ini tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan harga input. Penurunan harga output 5 persen menjadikan kelayakan tidak sensitif terhadap perubahan yang ada, karena nilai IRR sebesar 20 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,33 kemudian payback period delapan tahun lima bulan. Hingga saat ini perubahan yang terjadi baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat terhadap usaha yang telah dijalankan tidak berpengaruh kepada nilai penjualan maupun laba perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus selalu mengetahui tingkat perubahan variabel-variabel tersebut agar perusahaan dapat terus melaksanakan aktifitasnya dengan tidak merugikan. Jika hal ini tidak dilakukan maka perkembangan perusahaan menunjukan bahwa perusahaan akan menjadi tidak layak. DBC & Spageti restaurant dapat terus melanjutkan usahanya dengan lebih memperhatikan aspek-aspek non finansial yang menjadi prioritas perusahaan, seperti kualitas akan produk agar tetap mempertahankan penjualannya dan meningkatkan kondisi jumlah produksi agar tidak mendapatkan penurunan penjualan yang cukup drastis. Lebih memperluas pemasaran dan menciptakan produk-produk baru untuk menarik minat para konsumen yang berkunjung ke DBC & Spageti restaurant dan mengantisipasi para kompetitor yang ingin membuat usaha yang sama maupun restoran pesaing lainnya.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]