Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng - Sukabumi
Abstract
Peternakan Ayam broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng– Sukabumi yang berkapasitas pemeliharaan ayam broiler sebanyak 16.000 ekor dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai risiko. Untuk memitigasi risikonya, perusahaan menerapkan sistem kemitraan yang memudahkan penyedian sapronak dan pemasaran produk dengan harga kontrak. Akan tetapi meskipun melakukan kemitraan pendapatan peternak masih berfluktuatif akibat adanya risiko produksi dan risiko harga. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana tingkat risiko produksi dan risiko harga yang dihadapi peternakan ayam broiler CV AB Farm? (2) bagaimana tingkat pendapatan peternakan ayam broiler CV AB Farm? (3) bagaimana pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayam broiler CV AB Farm? (4) bagaimana alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayam broiler CV AB Farm? Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayam broiler CV AB Farm, (2) menganalisis tingkat pendapatan peternakan ayam broiler CV AB Farm, (3) menganalisis seberapa besar pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayam broiler CV AB Farm, (4) menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga peternakan ayam broiler pada CV AB Farm. Penelitian dilakukan pada peternakan CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan manajer dan pegawai kandang CV AB Farm serta pihak Perusahaan Inti. Data primer meliputi keadaan umum perusahaan dan deskripsi manajemen risiko yang diterapkan pada CV AB Farm. Data sekunder meliputi data produksi, harga input dan output, laporan biaya, penerimaan dan pendapatan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis risiko dan analisis deskriptif. Analisis risiko yang digunakan adalah dengan menghitung expected return, ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), koefisien variasi (coefficient variation), batas bawah pendapatan serta metode Z-Score. Untuk analisis pengaruh risiko terhadap pendapatan dihitung dari penyimpangan pendapatan Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Prestasi Produksi standar ayam broiler kemudian dihitung penyimpangan pendapatan yang diperoleh berdasarkan Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap pendapatan berdasarkan Prestasi Produksi standar yang semestinya diperoleh. Peternakan CV AB Farm terletak di Desa Cipanengah RT 02/03 Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat berdiri tahun 2003 dengan kapasitas 7.000 ekor merupakan unit bisnis Yayasan Pendidikan Islam Alatiqiyah. Kapasitas pemeliharaan CV AB Farm bertambah setelah menerima hibah dari Departemen Pertanian menjadi 16.000 ekor. Selama usahanya CV AB Farm melakukan kerjasama kemitraan dengan beberapa perusahaan inti. Dalam menjalankan usahanya CV AB Farm menghadapi berbagai risiko usaha yang menyebabkan fluktuasi pendapatan. Risiko yang dihadapi CV AB Farm adalah risiko produksi akibat perubahan cuaca dan wabah penyakit serta kualitas sapronak, sedangkan risiko harga akibat fluktuasi harga sarana produksi ternak tiap periodenya dengan tren harga yang terus naik. Begitu juga dengan harga jual ayam dipasar yang fluktuatif. Dengan harga pakan yang tinggi dan harga jual ayam yang rendah menyebabkan pendapatan peternak rendah dan bahkan merugi. Berdasarkan hasil analisa, nilai expected return CV AB Farm adalah Rp -17.765.158. Nilai ini menggambarkan bahwa pendapatan bersih yang diharapkan dapat diperoleh CV AB Farm setiap periode pada masa yang akan datang sebesar Rp -17.765.158 (ceteris paribus). Standard Deviation CV AB Farm sebesar Rp. 46.671.275. Nilai tersebut menunjukan bahwa risiko yang dihadapi setiap periode pada masa yang akan datang sebesar Rp 46.671.275 (ceteris paribus). Nilai Coefficient Variation berdasarkan perhitungan diatas adalah sebesar - 2,63. Nilai Coefficient Variation sebesar -2,63 menunjukan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternak sebesar -263% dari nilai return yang diperoleh peternak. Artinya setiap Rp 1 return yang diterima peternak akan menghasilkan risiko sebesar Rp 2,63. nilai Coefficient Variation yang lebih besar dari 0,5 menunjukan bahwa usaha peternakan ayam broiler CV AB Farm akan menghadapi peluang merugi pada setiap periode pada masa yang akan datang (ceteris paribus). Nilai batas bawah pendapatan yang diperoleh CV AB Farm sebesar Rp -111.107.708. Nilai tersebut menunjukan bahwa kemungkinan risiko terrendah atau kerugian terendah yang akan dihadapi CV AB Farm setiap periodenya pada masa yang akan datang sebesar Rp -111.107.708 (ceteris paribus). Risiko produksi yang terjadi akibat penyimpangan Indeks Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Indeks Prestasi Produksi standar yang seharusnya dicapai selama tujuh periode sebesar 23,0% (Tabel Z-Score). Indeks Prestasi Produksi rata-rata selama tujuh periode pada CV AB Farm adalah 203 yang menghasilkan pendapatan sebesar Rp -124.356.104 sedangkan IP standar yang semestinya diperoleh adalah 301 dengan nilai pendapatan sebesar Rp 310.615.119 sehingga penyimpangan risiko produksi CV AB Farm adalah sebesar 98 (32,6%) yang berisiko menurunkan pendapatan sebesar Rp 342.290.546 (157,1%). Prestasi Produksi yang rendah menyebabkan rendahnya pendapatan karena rendahnya hasil panen yang diperoleh akibat wabah penyakit yang mengakibatkan tingginya tingkat mortalitas (periode dua, empat, lima, enam, tujuh) dan terjadinya kasus kekerdilan akibat DOC yang kurang berkualitas (periode tujuh). Berfluktuasinya harga sapronak (periode lima), biaya produksi yang tinggi dan penerimaan yang rendah menyebabkan pendapatan yang diterima CV AB Farm secara agregat selama periode pengamatan bernilai negatif yang berarti usaha yang dijalankan CV AB Farm merugi. Manajemen risiko yang dapat diterapkan adalah dengan memproduksi pakan secara mandiri untuk menekan biaya produksi karena biaya pakan menyumbang 77,27% dari total biaya produksi. Melakukan kontrol kandang secara ketat, mengkonsultasikan gejala klinis yang timbul kepada Field Controller. Memperketat biosekuriti baik sanitasi maupun medikasi. Memperbaiki manajemen perkandangan dengan menambah atap topi agar air hujan tidak tampias dan panas matahari tidak menyengat sebagian kandang, sehingga ayam dapat menyebar dan tidak terjadi kepadatan di satu sudut kandang. Merencanakan dengan baik jadwal produksi dan panen. Membentuk kelompok peternak sebagai sarana informasi dan diskusi terkait kemajuan usaha.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]