Kekuatan putus (breaking strength) benang jaring polyethylene (PE) 380 D/9 akibat pengaruh perendaman dalam oli dan bahan bakar minyak
Abstract
cipta Efisiensi jaring penangkapan ikan sebagian dapat diramalkan dari kualitas bahan jaringnya (Mukarromah, 1976). Benang jaring Polyethylene (PE) merupakan salah satu jenis serat sintetis yang banyak digunakan untuk bahan pembuat jaring, seperti pembentuk bagian utama pada alat tangkap trawl dan purse seine. Selain itu PE juga banyak dimanfaatkan sebagai bagian tambahan alat tangkap agar tidak mudah rusak, karena memiliki kekakuan yang tinggi.
Keterbatasan dek kapal/perahu dan ukuran kapal/perahu yang kecil, sering menyebabkan tumpukan alat tangkap berdekatan dengan mesin penggerak dan dapur. Hal ini dapat menyebabkan tumpukan alat tangkap terkena atau terendam oli dan bahan bakar minyak. Kelalaian nelayan pada saat menempatkan alat tangkap menambah kemungkinan terjadinya kontak langsung antara oli dan bahan bakar minyak dengan alat penangkap ikan. Kontak langsung yang terjadi kemungkinan besar berpengaruh terhadap kekuatan putus benang. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh oli, bensin, solar dan minyak tanah terhadap kekuatan putus benang jaring Polyethylene (PE) 380D/9.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Alat Penangkapan Ikan, Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor antara bulan Januari-April 2002. Pada penelitian ini benang PE dikondisikan terkena oli dan bahan bakar minyak sebelum dan setelah terendam dalam air laut.
Untuk kondisi pertama, benang jaring direndam langsung dalam oli dan bahan bakar minyak. Adapun pada kondisi kedua, benang jaring direndam terlebih dahulu dalam air laut 24 jam, selanjutnya direndam dalam oli dan bahan bakar minyak. Pengukuran kekuatan putus (F) pada kedua kondisi tersebut dilakukan pada setiap lama perendaman 1, 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63 dan 70 hari. Data nilai kekuatan putus yang diperoleh diuji kenormalannya dengan uji Lilliefors. Analisa dilanjutkan dengan percobaan RAL faktorial.
Perbedaan perlakuan awal terhadap benang jaring PE 380D/9 memberikan pengaruh yang tidak sama terhadap kekuatan putus benang. Perendaman benang dengan kondisi awal kering dalam oli dan bahan bakar minyak akan menyebabkan penurunan nilai kekuatan putus. Penurunan tertinggi terjadi pada perendaman dalam oli diikuti bensin, solar, dan minyak tanah. Hal ini dijelaskan dengan persamaan regresi linier yang memiliki kemiringan negatif, yaitu Fon=-0,0083t+10,3;..dst