Analisis kelayakan usaha peternakan ulat sutera (studi kasus pada peternakan ulat sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)
Abstract
Industri tekstil memiliki peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan industri tekstil dapat dilihat dari pertumbuhan volume ekspor industri tekstil nasional yang terus mengalami peningkatan, sumbangan devisa yang mencapai US$ 9,8 milliar pada tahun 2008, dan penyerapan tenaga kerja. Produk tekstil yang berasal dari serat alam biasanya berasal dari serat tumbuhan. Salah satu produk tekstil yang berasal dari bahan selain serat tumbuhan adalah kain sutera. Kain sutera berasal dari benang yang dihasilkan melalui pengolahan kokon (kepompong) ulat sutera. Setiap tahunnya jumlah produksi kain sutera nasional terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan kain sutera, baik dari dalam maupun luar negeri. Besarnya volume ekpor dan impor produk sutera semakin meningkat dari tahun 2007 hingga 2008. Semakin meningkatnya produksi kain sutera ternyata tidak diiringi dengan jumlah produksi benang sutera nasional yang dalam periode 2001 hingga 2007 terus mengalami penurunan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku benang sutera, banyak produsen kain sutera yang mengimpor bahan baku benang sutera. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Barat yang memiliki lahan yang sesuai untuk dijadikan wilayah pembudidayaan ulat sutera. Namun demikian, sampai saat ini, hanya terdapat dua peternakan ulat sutera di Kabupaten Bogor, salah satunya adalah di Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, yang dikelola oleh Bapak Baidin sejak tahun 2004. Usaha pembudidayaan ulat sutera yang dilakukan Bapak Baidin sampai saat ini masih belum mampu memenuhi permintaan yang ada karena kapasitas produksi masih terbatas yaitu rata-rata berkisar antara 30-40 Kg per bulan. Sedangkan jumlah permintaan yang ada mencapai 500-700 Kg per bulan. Usaha ini baru mampu memenuhi 5,83 persen permintaan. Masih kecilnya produksi kokon yang dihasilkan dikarenakan pemeliharaan murbei yang dilakukan selama ini belum optimal. Hal ini karena budidaya yang belum sesuai dengan standar akibat dari kualitas sumber daya manusia pemilik usaha yang masih rendah, sehingga diduga usaha peternakan ulat sutera yang dilaksanakan selama ini tidak layak. Berdasarkan literatur, untuk 2 Ha lahan murbei dapat memenuhi kebutuhan pakan 4 boks ulat sutera, namun kenyatannya usaha ini baru mampu memelihara 1 boks ulat sutera dalam satu musim pemeliharaan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji kelayakan non finansial peternakan ulat sutera di Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor dilihat dari aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial, (2) Menganalisis kelayakan finansial usaha peternakan ulat sutera pada kondisi saat ini dan saat pengembangan usaha, (3) Menganalisis tingkat kepekaan usaha peternakan ulat sutera terhadap penurunan jumlah produksi kokon dan harga jual kokon serta peningkatan biaya operasional. iii Penelitian ini dilaksanakan pada studi kasus peternakan ulat sutera Bapak Baidin di Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari 2009. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Data dan informasi yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan dan kelayakan aspek non finansial usaha peternakan ulat sutera. Analisis kelayakan non finansial mengkaji berbagai aspek mulai dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengkaji kelayakan usaha peternakan ulat sutera secara finansial. Metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah analisis kelayakan finansial dan analisis switching value. Analisis kelayakan finansial dibagi menjadi 3 skenario. Berdasarkan hasil analisis kelayakan non finansial yaitu analisis aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial, usaha peternakan ulat sutera pada kondisi saat ini layak untuk dijalankan. Pada skenario I, analisis kelayakan finansial yang dilakukan berdasarkan kodisi usaha saat ini. Berdasarkan hasil analisis, nilai NPV pada skenario I besarnya Rp -53.240.345 (NPV<0), Net B/C yang dihasilkan sebesar 0,062 (Net B/C<1). Untuk kriteria IRR dan Payback Period, berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa investasi yang ditanamkan tidak pernah kembali karena mengalami rugi, sehingga usaha pada kondisi saat ini tidak layak untuk dijalankan. Pada skenario I, pemeliharaan murbei tidak dilakukan sesuai standar karena tidak dilakukan pengairan, pendangiran, pemupukan, pengapuran, dan pemberian obat-obatan serta pemilik tidak memperhitungkan biaya tidak tunai seperti biaya pelatihan, pembelian bibit murbei, upah tenaga kerja keluarga, dan sewa lahan. Pada skenario II, optimalisasi produksi kokon dilakukan dengan memperbaiki pemeliharaan murbei dengan luas lahan yang ada saat ini. Berdasarkan hasil analisis finansial pada skenario II diperoleh, NPV sebesar Rp 68.736.098 (NPV>0), Net B/C sebesar 3,64 (Net B/C>1), dan IRR sebesar 45 persen. Berdasarkan kriteria Payback Period, investasi yang akan kembali dalam 3 tahun 7 bulan 2 hari, jauh, sehingga berdasarkan hasil analisis finansial usaha skenario II layak untuk dijalankan. Pada skenario III, dilakukan analisis kelayakan finansial pada perluasan lahan murbei dan kapasitas produksi kokon. Berdasarkan hasil analisis, NPV yang dihasilkan nilainya sebesar Rp 265.736.943 (NPV>0), Net B/C sebesar 6,08 (Net B/C >1), dan IRR sebesar 77 persen. Investasi yang dikeluarkan akan kembali setelah usaha memasuki 2 tahun 5 bulan 12 hari. Berdasarkan hasil analisis finansial maka usaha skenario III ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil analisis switching value, usaha dengan skenario III memiliki tingkat kepekaan terhadap perubahan ketiga variabel yang dianalisis sensitivitas perubahannya lebih rendah jika dibandingkan dengan usaha dengan skenario II.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]