Perilaku Kadar Air Tanah dan repon Tanaman pada Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Terhadap Pemberian Air yang berbeda
Abstract
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat di Cikampek, Jawa Barat. Waktu penelitian dari bulan September sampai Desember 1991.
Tujuan penelitian ini untuk 1), mendapatkan gambaran hubungan kadar air tanah dengan laju evapotranspirasi aktual tanaman dengan sistem tanam yang berbeda, dan 2), membandingkan pertumbuhan dan produksi tanaman pada penyiraman dan sistem tanam yang berbeda.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah (split plot design) dengan ulangan dua kali. Petak utama adalah sistem tanam (tumpangsari dan monokultur) dan anak petak adalah perlakuan penyiraman (penyiraman S13 mm/hari jika tanaman terlihat layu, dan penyiraman S2 = 6.7 mm/hari). Terdapat enam petak contoh yaitu: JS1, KSI, TSI, JS2, KS2 dan TS2 dan masing-masing berukuran 10 x 15 m².
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyiraman yang diberikan tidak cukup untuk meningkatkan kadar air tanah. Hujan yang terjadi pada pertengahan periode pertanaman mening- katkan kadar air tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman pada perlakuan S1. Kehilangan air yang lebih banyak pada sistem tumpangsari St diduga tidak disebabkan penggunaan air oleh tanaman, sedangkan pada S2, kehilangan air berhubungan dengan penggunaannya oleh tanaman yang dilihat dari produksi biomas kering tanamannya. Kehilangan air pada perlakuan SI lebih besar pada tumpangsari sedang pada S2 kehilangan air pada sistem tumpangsari paling rendah...