Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Domba Agrifarm Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sebuah usaha dimasa depan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan hewani mengakibatkan permintaan terhadap produk-produk hewani seperti susu, telur, dan daging menjadi meningkat. Salah satu peternakan yang menjanjikan untuk dikembangkan adalah peternakan domba. Data dari dinas peternakan Jawa barat menyatakan bahwa permintaan domba di Propinsi Jawa Barat setiap tahun mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24 % sementara populasi yang ada belum sanggup untuk memenuhi permintaan tersebut. Agrifarm sebagai salah satu peternakan yang baru berdiri mencoba menangkap peluang ini. Dengan kapasitas kandang 30 ekor, Agrifarm mulai memasuki pasar sejak Desember 2008 melalui momen hari raya idul adha. Dalam memasarkan domba, saat ini Agrifarm baru mengandalkan penjualan pada momen idul adha dan belum mengandalkan penjualan secara harian. Hal ini dikarenakan belum adanya pasar yang tetap dan masih terbatasnya kapasitas produksi. Disamping itu, sudah banyaknya pemain lama dan peternakan skala besar menjadi tantangan bagi Agrifarm untuk dapat berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis lingkungan internal dan eksternal usahaternak domba Agrifarm, (2) Merumuskan strategi pengembangan bisnis usahaternak domba Agrifarm. Analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal guna mengindentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh usahaternak domba Agrifarm. Analisis matrik IFE, dan matrik EFE, matrik IE untuk mengetahui strategi inti perusahaan, matriks SWOT untuk memformulasikan strategi, dan serta matrik QSP untuk menentukan strategi paling utama yang dapat diterapkan oleh usahternak domba Agrifarm. Hasil identifikasi faktor internal yang memberikan skor kekuatan utama usahaternak domba Agrifarm adalah pakan yang melimpah dengan skor 0,335 dan modal yang berasal dari investor dengan skor 0,334 Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan utama yang dimiliki oleh usahaternak domba Agrifarm adalah pencatatan yang masih sederhana dengan skor 0,058. Jumlah total skor matriks IFE secara keseluruhan adalah sebesar 2,862 yang artinya usahaternak domba Agrifarm sudah mempunyai strategi yang baik dalam menghadapi kelemahan internal yang ada. Menurut hasil matriks EFE diketahui peluang utama yang harus dimanfaatkan oleh usahaternak domba Agrifarm yaitu sistem maparoh yang lebih murah dengan skor 0,400. Sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah masuknya pemain dari luar daerah dengan skor 0,216. Jumlah skor pembobotan matriks EFE adalah sebesar 2,816 yang artinya usahaternak domba Agrifarm sudah mempunyai strategi yang baik dalam mengantisipasi ancaman eksternal yang ada. Penggabungan matriks IFE dan EFE dipetakan pada matriks IE yang menempatkan usahaternak domba Agrifarm pada posisi sel V (hold and maintain). Strategi yang cocok digunakan adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar. Formulasi strategi kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman hasil analisis matriks SWOT adalah (1) Meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar, (2) Meningkatkan nilai tambah dengan menjual produk siap olah (karkas, daging), (3) Menjalin kontrak kerjasama dengan pengusaha jasa aqiqah, restoran, maupun penjual sate, (4) Perbaikan manajemen dan administrasi dengan menggunakan tenaga manajer yang tidak terikat kerja, (5) Memperluas pasar dengan meningkatkan promosi melalui teknologi dan jaringan kampus, (6) Menjalin kerjasama dengan pesaing dalam hal penyediaan bakalan dan promosi. Berdasarkan hasil analisis matrik QSP strategi utama yang harus dilakukan oleh usahaternak domba Agrifarm adalah menjalin kontrak kerjasama dengan pengusaha jasa aqiqah, restoran, maupun penjual sate dengan skor daya tarik (TAS) 7,2965. Adapun secara berurutan strategi yang dapat diterapkan yaitu : (1) Menjalin kontrak kerjasama dengan pengusaha jasa aqiqah, restoran, maupun penjual sate, (2) Memperluas pasar dengan meningkatkan promosi melalui teknologi dan jaringan kampus, (3) Meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar, (4) Meningkatkan nilai tambah dengan menjual produk siap olah (karkas, daging), (5) Perbaikan manajemen dan administrasi dengan menggunakan tenaga manajer yang tidak terikat kerja, (6) Menjalin kerjasama dengan pesaing dalam hal penyediaan bakalan dan promosi.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]