Analisis stabilisasi harga beras : studi kasus pada depot logistik Jakarta Raya dan Sub depot logistik Wilayah V Karawang
View/ Open
Date
1989Author
Delamareta, Elsa
Kusumah, E.
Faishal, Yusuf
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk : 1. melihat usaha-usaha yang dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) melalui Depot Logistik (Dolog) dan Sub Depot Logistik (Sub Dolog) dalam rangka menjaga kestabilan harga beras, 2. mengetahui peranan Dolog Jaya dalam mengendalikan laju inflasi, 3. melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan di Sub Dolog Wilayah V Karawang.
Stabilisasi harga beras mempunyai arti bahwa harga yang terjadi di pasaran selalu berada di atas harga dasar dan di bawah harga maksimum. Harga dasar ditujukan untuk melindungi produsen sedangkan harga maksimum untuk melindungi konsumen.
Sebagai komoditas yang bersifat musiman, jumlah penawaran beras tergantung pada waktu dan keberhasilan panen. Sedangkan permintaan beras sebagai bahan makanan pokok harus terus dipenuhi sepanjang tahun. Keadaan tersebut mengakibatkan harga beras berfluktuasi antar musim. Untuk menghindarkan fluktuasi harga, di tingkat konsumen Bulog menambah penawaran di pasar dengan melakukan operasi pasar dan di tingkat produsen menambah permintaan di pasar dengan melakukan pengadaan.
Indikator keberhasilan stabilisasi harga beras di tingkat konsumen dapat dilihat dari nilai koefisien variasi serta besarnya inflasi yang disebabkan oleh harga beras. Koefisien variasi harga eceran beras di Jakarta adalah 5,90 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa selang pergerakkan harga eceran beras di Jakarta masih berada dalam kriteria stabil. Dari segi inflasi, terlihat bahwa andil beras dalam inflasi umum di Jakarta sebesar 0,75 persen (turun dibandingkan sebelumnya, 1,13 persen pada tahun 1987 dan 1,19 tahun persen pada tahun 1986). Keadaan ini menunjukkan Dolog Jaya berhasil menekan laju kenaikkan harga eceran beras di pasaran dengan mengadakan operasi pasar pada waktu serta jumlah yang tepat...