Penelaahan tingkat adopsi teknologi model farm melalui kelompok tani : (Studi kasus petani Desa Kadipaten, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)
Abstract
Sejalan dengan perkembangan penduduk yang makin meningkat, kebutuhan pangan pun semakin meningkat pula. Dalam pada itu, lahan pertanian terutama di Jawa semakin sempit sehingga faktor pemilikan dan penggarapan lahan usahatani menjadi faktor yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat desa. Di daerah hulu, pendayagunaan lahan sebagai sumberdaya alam kurang mengindahkan pemanfaatan dari segi konservasi (pengawetan).
Untuk mendukung pembangunan pertanian di daerah hulu dengan konservasi tanah dan air, pemerintah telah menyelenggarakan program konservasi tanah di lahan kering. Salah satu pelaksanaan program tersebut diupayakan oleh proyek DAS Citanduy (FROCIT) Jawa Barat, dengan penyebaran teknologi Model Farm yaitu teknologi penterasan di usahatani lahan kering yang mempunyai kemiringan kurang dari 50 persen dan pola "agroforestry" di lereng lebih besar dari 50 persen. Pada kenyataannya FROCIT masih menemukan beberapa permasalahan yang menghambat adopsi teknologi baru itu di kalangan pe tani. Permasalahan tersebut mencakup aspek tehnis dan aspek sosial- ekonomi: lues lahan petani sempit dengan letak terpencar-pencer, tingkat pengetahuan petani mengenai konservasi tanah pun masih rendah terutama tehnik penterasan dan dengan rata- rata pendapatan petani yang masih rendah kemampuan permodalan petani juga rendah. Selain memerlukan pengetahuan baru di bidang tehnik penggarapan lahan, cara bertani Model Farm memerlukan investasi yang cukup besar untuk membangun struktur pengendali erosi (teras dan saluran pembuangan air)...