Kultur anther dan kultur pucuk pepaya (Carica papaya L.) secara in vitro
View/ Open
Date
1990Author
Widjojo, Handyanto
Gunawan, Livy Winata
Harjadi, Sri Setyati
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan terpisah, yaitu kultur anther dan kultur pucuk. Kultur anther bertu- juan mempelajari pengaruh sukrosa terhadap proses androgenesis langsung, sedangkan kultur pucuk bertujuan mencari kombinasi taraf NAA dan BA yang tepat serta mempelajari pengaruhnya terhadap penggandaan tunas.
Pada kultur anther digunakan eksplan anther dari kun- cup bunga pepaya Bangkok dan Hawai berjenis kelamin herma- prodit dengan panjang petal 16-18 mm (fase mikrospora uni- nukleat). Media dasar yang digunakan adalah media Tsay dan Su (1985) ditambah 100 mg/1 glutamin dan 1 mg/1 adenin dengan perlakuan 5 taraf sukrosa: 30, 45, 60, 75, dan 90 g/1.
Pada kultur pucuk digunakan eksplan pucuk tunas samping pepaya Bangkok hermaprodit berukuran 2-3 mm. Perlakuan kombinasi NAA (1, 3 uM) dan BA (2, 4, 6 uM) dicobakan dengan media dasar Murashige dan Skoog (MS). Eksplan di- tanam pada media perlakuan, tunas yang tumbuh disubkultur ke media yang sama setelah berumur 12 minggu dan 8 minggu kemudian dipindahkan pada media MS tanpa hormon (MS-0). Setelah 4 minggu pada media MS-0 tunas disubkultur ke me- dia yang sama seperti pada inisiasi awal dan subkultur I.
Proses androgenesis langsung maupun melalui kalus tidak terjadi pada semua anther yang ditanam pada media perlakuan. Dari 327 anther pepaya Bangkok yang aksenik hanya 2 yang mengalami pembengkakan pada perlakuan taraf sukrosa 30 g/1. Pada varietas Hawai dijumpai 2 anther membengkak dari 630 anther aksenik, yaitu pada perlakuan taraf sukrosa 30 dan 75 g/1. Semua anther yang membengkak berwarna coklat dan mati sebelum berkembang lebih lanjut. Pengaruh sukrosa terhadap proses androgenesis langsung belum dapat dipelajari pada percobaan ini…dst