Penyakit Cacing jantung Pada Anjing
Abstract
Penyakit cacing jantung merupakan salah satu penyakit parasiter disebabkan oleh Dirofilaria immitis, termasuk dalam kelas Nematoda, ordo Spirurida dan famili Filariidae.
Dirofilaria immitis dewasa berwarna putih, langsing dan panjang. Cacing betina mempunyai ukuran tubuh lebih panjang daripada cacing jantan dan bersifat viviparous, menghasilkan larva vormiform disebut mikrofilaria yang da- pat ditemukan dalam peredaran darah perifer setiap waktu, tetapi umumnya mempunyai kecenderungan kearah waktu ter- tentu. Daur hidupnya tidak langsung, nyamuk merupakan in- duk semang antara yang bertindak sebagai vektor penyakit terutama dari genus Culex, Aedes, Anopheles, Armigerus, Mycorhynchus dan Taeniorhynchus. Telah dilaporkan lebih dari 17 spesies nyamuk dari genus Culex, Aedes dan Anophe- les sangat cocok sebagai induk semang antara untuk perkem- bangan larva.
Kejadian penyakit telah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropis, subtropis maupun di daerah beriklim sedang. Persentase kejadian tinggi ditemukan di Australia dan Amerika Serikat. Di Indonesia juga sering ditemukan, walaupun belum mendapat perhatian sebagai mana mestinya.
Induk semang utama adalah anjing dan bertindak seba- gai reservoir penyakit. Kejadian penyakit pada hewan lain pernah ditemukan pada kucing, rubah, coyote, srigala, si- nga laut, anjing laut dan beruang hitam. Beberapa kasus pada manusia juga pernah dilaporkan. Pada umumnya Dirofi- laria immitis dewasa hidup dalam ventrikel kanan jantung dan arteri pulmonalis. Lokasi lain ditemukan pada vena cava, aorta, atrium, ruang abdomen, mata dan ventrikel otak.
Gejala penyakit tergantung atas jumlah cacing dalam tubuh penderita dan lamanya penyakit. Pada infeksi perta- ma gejala klinis berupa batuk dan menurunnya stamina, ter- utama akan terlihat setelah latihan atau pertama kali di- latih setelah periode istirahat. Pada kasus berat nafsu makan turun, hewan lesu, berat badan turun, dispnoe, tem- peratur tubah tinggi, cyanotis dan anemia. Tahap selan- jutnya terjadi hydrop ascites, hydrop anasarca, ichterus, haemoglobinuria, bilirubinuria, kadar urea darah, SGPT dan SGOT meningkat. Pada tahap akhir timbul gejala syaraf dan hewan dapat mati dalam beberapa jam…dst