Evaluasi pelaksanaan pembinaan industri kecil melalui latihan
Abstract
Indonesia hingga saat ini masih merupakan penghasil rotan terbesar di dunia, yaitu mencapai 80 persen - 85 persen. Namun pada akhir-akhir ini Indonesia hanya mampu menyumbang porsi 5 persen saja dari total perdagangan barang jadi rotan dunia. Sehingga terlihat adanya kenyataan yang menikmati nilai tambah dari hasil produksi rotan ini adalah negara-negara yang tidak memiliki bahan baku atau yang memberli bahan baku dari Indonesia seperti Taiwan dan Hongkong.
Untuk meningkatkan nilai tambah itu, maka pemerintah mengeluarkan larangan ekspor bahan baku dan bahan setengah jadi dengan konsekwensi ditantangnya para pengusaha industri rotan Indonesia untuk merebut pasaran barang jadi dari negara-negara pesaing di atas.
Ini memerlukan perombakan sistem manajemen, perubahan cara dan juga pembagian kerja serta sikap terhadap kualitas produk.
Faktor seperti ketrampilan, kemampuan menjual, membuat disain dan menciptakan harga yang mampu bersaing merupakan kendala yang selama ini dihadapi oleh pengusaha industri kecil rotan Indonesia.
Salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi kendala tersebut dilakukan melalui pembinaan yang berupa latihan ketrampilan yang salah satunya diadakan oleh Pusbinlat Departemen Perindustrian. Sampai sejauh mana tujuan diadakannya latihan ini dapat dicapai menjadi masalah utama dari Praktek Lapang ini...