Penyerapan dan produktivitas tenaga kerja pada usah ternak domba rakyat : Studi kasus di Desa Wanamekar Kecamtan Wanaraja Kabupaten Garut
View/ Open
Date
1999Author
Wati, Rahmi
Moesa, Zulfikar
Setyono, Dwi Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Garut memiliki potensi usahaternak domba yang besar. Tenaga kerja yang umumnya digunakan pada usaha peternakan adalah tenaga kerja keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak, hal ini disebabkan karena usahanya merupakan usaha sambilan yang masih bersifat tradisional.
Pemeliharaan ternak domba merupakan kegiatan pertanian sekunder. Walaupun demikian pemeliharaan domba dapat menyerap tenaga kerja yang tersembunyi dan memberikan tambahan pendapatan bagi para peternak (Suradisastra, 1993). Menurut Mubyarto (1989) usaha peternakan domba di Indonesia berbentuk peternakan rakyat (small holders), dimana usaha ternak hanya merupakan usaha sambilan disamping usaha pokok pertanian. Dijelaskan juga bahwa untuk mencapai produksi yang sesuai dengan yang diinginkan dalam usahatani maka faktor manusia sangat berperan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja, besarnya curahan tenaga kerja dan tingkat produktivitas tenaga kerja responden di Desa Wanamekar Kabupaten Garut. Pengambilan data secara acak sederhana dengan jumlah responden 45 peternak. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan peternak melalui kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari data instansi terkait. Data-data kualitatif diolah dengan analisis deskriptif dan data-data kuantitatif diolah dengan pendekatan analisis daya serap tenaga kerja, analisis curahan tenaga kerja dan analisis produktivitas tenaga kerja, serta uji korelasi.
Usaha peternakan di Desa Wanamekar dikelola secara sederhana. Tingkat daya serap tenaga kerja rata-rata adalah 67% dengan penyebaran yang cenderung berfluktuasi. Rataan curahan tenaga kerja per tahun pada usahaternak domba di Desa Wanamekar adalah 136,32 HKP atau 0,42 HKP/ST. Rataan produktivitas tenaga kerja meningkat dengan meningkatnya jumlah ternak yang dimiliki. Rataan produktivitas teknis dan ekonomi tenaga kerja rendah yaitu 0,0012 ST/HKP dan
rataan produktivitas ekonomi tenaga kerja adalah Rp 1.315,75/HKP. Hasil uji korelasi menunjukan bahwa antara daya serap tenaga kerja, curahan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja berkorelasi positif dengan jumlah ternak yang dimiliki yang berarti peningkatan jumlah ternak yang dimiliki yang dimiliki oleh peternak akan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja, curahan tenaga kerja dan tingkat produktivitas tenaga kerja. Nilai korelasinya adalah 0,071; 0,265; 0,779 dan 0,263. Antara daya serap tenaga kerja, curahan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja dengan besaran keluarga berkorelasi negatif yang berarti bahwa peningkatan jumlah besaran keluarga akan menurunkan jumlah penyerapan tenaga kerja, curahan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja dengan asumsi tenaga kerja yang digunakan adalah tetap. Nilai korelasinya adalah -0,052; -0,303; -0,180 dan -0,089. Dari persentase daya serap tenaga kerja, tingkat curahan dan tingkat produktivitas tenaga kerja yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada usahaternak domba belum efisien. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja maka disarankan kepada para peternak agar dalam penggunaan tenaga kerja dan jam kerja untuk kegiatan pada pemeliharaan ternak domba disesuaikan dengan jumlah ternak yang dimiliki.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]