Aktivitas biologis ekstrak kulit akar mara (Macaranga tanarius Muell. Agr) terhadap beberapa mikroorganisme
View/ Open
Date
1996Author
Yaswardi
Nandika, Dodi
Sudirman, Lisdar Manaf I.
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan tropika Indonesia diperkirakan hanya menghasilkan 15-20% jenis kayu kelas awet tinggi (kelas awet I-II), sedangkan sisanya termasuk dalam kelas awet rendah (kelas awet III-V). Pemanfaatan kayu kelas awet rendah untuk bahan bangunan menghadapi banyak kendala, antara lain umur pakainya yang relatif singkat karena kayu tersebut lebih mudah diserang oleh organisme perusak kayu. Hal ini didukung oleh iklim tropika dengan suhu udara, kelembaban dan curah hujan yang tinggi sehingga memungkinkan organisme perusak kayu seperti serangga, cendawan, bakteri dan mikroorganisme perusak lainnya berkembang dengan cepat. Untuk meningkatkan umur pakai kayu kelas awet rendah tersebut diperlukan upaya pengawetan. Di pihak lain, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ketahanan atau keawetan kayu secara alami ditentukan oleh jenis dan banyaknya zat ekstraktif yang terdapat dalam kayu. Zat ekstraktif tersebut dapat berfungsi sebagai biosida yang menyebabkan kayu yang bersangkutan tahan terhadap serangan organisme perusak (Syafii et al, 1987). Pada penelitian lainnya diungkapkan bahwa zat ekstraktif dari kayu kelas awet tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengawet kayu dan berperan dalam mencegah serangan rayap (Ediningtyas, 1993 dan Falah, 1994).
Sementara itu masyarakat di berbagai daerah di Indonesia telah lama menggu- nakan ekstrak kulit akar mara (Macaranga tanarius Muell Arg) sebagai bahan penyamak dan pengawet jaring penangkap ikan (Sastrapradja et. al, 1980).
Sehubungan dengan hal tersebut telah dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keampuhan ekstrak kulit akar mara terhadap beberapa mikroorganisme dengan melakukan uji aktivitas biologis bahan tersebut terhadap beberapa mikroorganisme berupa bakteri dan cendawan. ...
Collections
- UT - Forest Products [2300]