Pengaruh BAP, NAA dan picloram terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan bawang bombay (Allium cepa L.)
View/ Open
Date
1991Author
Pamuncak, S. Cahyo
Ni Made Armini W.
Livy Winata G.
Yahya, Sudirman
Harjadi, Sri Setyati
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan basal plate bawang bombay (Allium cepa L.) pada media BDS dengan pemberian BAP, NAA dan Picloram pada beberapa konsentrasi.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Budi Daya Pertanian, IPB dari Maret 1990 sampai Pebruari 1991.
Percobaan terdiri dari dua percobaan dua faktor faktorial yang disusun atas dasar Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 12 kombinasi perlakuan dengan 15 ulangan. Terdiri dari 2 taraf konsentrasi BAP, 3 taraf konsentrasi NAA, dan 3 taraf konsentrasi Picloram.
Eksplan dari basal plate umbi dikulturkan secara in vitro pada media BDS, yaitu media B5 yang dimodifikasi oleh Dunstan dan Short. Kultur disimpan dalam ruang kultur dengan suhu rata-rata 25° C. Penyinaran dilakukan 16 jam sehari dengan sumber cahaya lampu TL 40 Watt.
Pada semua perlakuan konsentrasi yang dicobakan, eksplan dapat membentuk tunas dan atau akar. BAP dalam konsentrasi rendah (2 mg/l) lebih efektif dalam merangsang pembentukan tunas dan akar serta tunas majemuk, dibandingkan dengan BAP dalam konsentrasi tinggi (4 mg/l).
Penambahan NAA 0.5 mg/1 pada kultur meningkatkan pembentukan tunas dan akar serta tunas majemuk, terutama pada konsentrasi BAP 2 mg/1. Penambahan Picloram pada konsentrasi 0.1 0.5 mg/1 tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur, tetapi kombinasi 0.03 mg/l Picloram dengan 2 mg/1 BAP meningkatkan. total pucuk yang terbentuk.
Semakin sering disubkultur, jumlah tunas dan akar yang didapatkan semakin sedikit, sehingga diperlukan tahapan pengakaran tersendiri. Setelah subkultur ke V, inokulum masih mempunyai kemampuan untuk berakar, dan pada 8 MST akar yang terbentuk lebih banyak.