Pengaruh frekuensi penyiraman hingga kapasitas lapang dan intensitas naungan terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan dan frekuensi penyiraman hingga kapasitas lapang serta kombinasi antara keduanya yang paling baik bagi pertumbuhan bibit kakao.
Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Institut Pertanian Bogor Sindang Barang, Bogor, mulai bulan Desember 1989 sampai dengan Juni 1990. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Petak Terpisah. Perlakuan naungan sebagai petak utama terdiri atas 3 taraf, yaitu intensitas naungan 0% (No), naungan 25 % (N₁) dan naungan 75 % (N₂). Bahan naungan menggunakan atap dan kerangka dari bambu. Intensitas naungan 25% diperoleh dengan merapatkan belahan bambu selebar 0.5 m kemudian disusun dengan jarak yang sama pada kerangka selebar 2 m, sedangkan untuk intensitas naungan 75 %, belahan bambu dirapatkan selebar 1.5 m kemudian disusun dengan jarak yang sama pada kerangka selebar 2 m. Naungan 0 % berupa kerangka bambu, tanpa belahan bambu di atasnya.
Frekuensi penyiraman sebagai anak petak terdiri atas
3 taraf, yaitu penyiraman 2 hari sekali (A₁), penyiraman 4 hari sekali (A2) dan penyiraman 6 hari sekali (A3). Penyiraman menggunakan air yang berasal dari sumur. Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan, masing-masing di- ulang 3 kali. Pada setiap satuan percobaan digunakan 4 tanaman. Bahan tanaman yang digunakan adalah kecambah- kecambah kakao yang paling baik, berumur antara 12 hari setelah semai 14...