Tipologi komunitas makrozoobentos sebagai bioindikator pencemaran perairan Di Teluk Lampung
View/ Open
Date
2006Author
Novianthy, Rina
Sanusi, Harpasis Slamet
Setyobudiandi, Isdradjat
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dengan topik Tipologi Komunitas Makrozoobentos Sebagai
Bioindikator Pencemaran Perairan Di Teluk Lampung, dilaksanakan pada bulan
Maret - Juli 2005. Analisis data dilakukan di Laboratorium Biologi Laut dan
Laboratorium Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor juga di Laboratorium Fisika Kimia Badan Penelitian Tanah Agroklimat
Institut Pertanian Bogor. Penentuan stasiun sebanyak 6 stasiun menggunakan
Global Positioning System di sekitar perairan Teluk Lampung. Parameter yang
diukur meliputi: parameter biologi (jumlah dan jenis Makrozoobentos), parameter
fisika (suhu, kecerahan, kekeruhan, kedalaman, tipe sedimen), parameter kimia
(Salinitas, pH air, DO, BOD5, Nitrat, Fosfat, Ammonia, Eh-pH sedimen, C-
Organik). Analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan komunitas
makrozoobentos meliputi: komposisi, kepadatan dan indeks komunitas
(keanekaragaman, keseragaman dan dominansi). Pengelompokan stasiun
berdasarkan parameter fisika - kimia menggunakan indeks Canberra, serta
pengelompokan makrozoobentos dengan indeks similaritas Sorensen. Keterkaitan
makrozoobentos terhadap habitatnya dilihat dengan menggunakan indeks
konstansi dan fidelitas.
Makrozoobentos yang ditemukan bulan Maret dan Juli terdiri dari 5 kelas masing-masing sebanyak 31 dan 30 jenis, sedangkan bulan Mei hanya 4 kelas dan terdiri dari 32 jenis. Kepadatan makrozoobentos tertinggi (18007 ind/m²) di bulan Maret dimiliki kelas Pelecypoda. Kepadatan tertinggi di bulan Mei (8474 ind/m²) dimiliki kelas Polychaeta dan kepadatan tertinggi di bulan Juli (7062 ind/m²) dimiliki kelas Pelecypoda. Indeks keanekaragaman dan keseragaman bulan Juli yang bernilai lebih tinggi dibanding dengan bulan Maret dan Mei, juga dengan tidak adanya genus yang mendominasi pada pengamatan bulan Juli maka dapat disimpulkan bahwa kestabilan ekosistem perairan Teluk Lampung pada bulan Juli
tergolong baik Ditinjau dari beberapa nilai parameter fisika dan kimia yang ditemui seperti kisaran nilai suhu, salinitas, pH, kecerahan, dan kekeruhan misalnya masih tergolong memenuhi syarat baku mutu untuk pariwisata dan rekreasi maupun untuk tujuan budidaya dan biota laut berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (KLMNH) No. 51 tahun 2004. Akan tetapi kisaran nilai DO antara 3,4-5,4 mg/l mengkategorikan perairan Teluk Lampung kedalam kriteria perairan tercemar sedang sampai ringan menurut Lee et al., (1978) in Ardi (2002), dan bila ditinjau berdasarkan kisaran nilai BODs antara 0,4-4,9 mg/1 maka perairan Teluk Lampung masuk kriteria perairan tidak tercemar sampai tercemar ringan. Pada umumnya sedimen di perairan Teluk Lampung didominasi oleh fraksi debu, sedangkan tekstur berdasarkan perhitungan segitiga Millar menghasilkan tipe substrat liat dan lempung berlumpur.