Pengaruh status penguasaan tanah terhadap pendapatan usaha tani bawang merah dan pengamatan struktur permodalannya
Abstract
versity Berkaitan dengan penggalakan ekspor non migas oleh pe- merintah maka komoditi bawang merah mendapat perhatian yang besar, mengingat komoditi ini di sebagian masyarakat desa merupakan mata pencaharian pokok, terutama di daerah Brebes, Tegal, Cirebon, dan daerah lain di Indonesia. Masalah yang sering dihadapi petani bawang merah khususnya di daerah Cirebon adalah rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh. Salah satu penyebab hal tersebut adalah status penguasaan tanah. Masalah lain adalah bahwa sumber modal pinjaman se- ring didominir oleh pelepas-pelepas uang seperti kios dan rentenir dengan tingkat bunga yang cukup tinggi, sedangkan sumber resmi seperti Perbankan atau jasa KUD belum banyak dimanfaatkan oleh petani bawang merah.
Berdasarkan masalah tersebut di atas maka dilaksanakan praktek lapang yang bertujuan (1) untuk mengetahui penga- ruh status penguasaan tanah terhadap pendapatan usahatani bawang merah dan (2) mengamati struktur permodalan usahatatani bawang merah.
Untuk mengetahui pengaruh status penguasaan tanah terhadap pendapatan usaha data yang terkumpul dari petani contoh dianalisa dengan menggunakan tabulasi yang kemudian diperkuat oleh analisa statistik (analisa ko- relasi dan analisa regresi). Analisa korelasi berguna un- tuk mengetahui kekuatan hubungan antara status penguasaan tanah dengan pendapatan usahatani bawang merah. Analisa regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh status penguasa- ari tanah terhadap pendapatan usahatani bawang merah, untuk keperluan ini digunakan persamaan garis regresi linier. Sedangkan struktur permodalan usahatani bawang merah diana- lisa secara deskriptif.
Dari pengamatan di lapang diperoleh hasil, bahwa sis- tem bagi hasil yang umum berlaku di Desa Playangan adalah sistem "Merpuluh " yaitu suatu sistem dimana penyakap mem- peroleh sembilan per sepuluh bagian dan pemilik tanah mem- peroleh sepersepuluh bagian dari hasil panen, dimana selu- ruh biaya produksi ditanggung oleh penyakap. Ternyata sis- tem tersebut mempengaruhi penyakap dalam menggunakan input (bibit, pupuk dan tenaga kerja), yang pada akhirnya mempe- ngaruhi tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh…dst