Perilaku masyarakat pedesaan dan perkotaan propinsi Jawa Barat dalam pembentukan tabungan potensial
Abstract
Tabungan masyarakat merupakan sumber dana utama dalam negeri untuk investasi dalam pembangunan nasional. Menjadi pertanyaan, adalah berapa besar kesanggupan dan kemauan suatu masyarakat dalam mengalokasikan sebagian dari pendapatannya untuk ditabung, paling tidak secara potensial, serta bagaimana wujud kecenderungan yang ada dalam kaitan permasalahan ini.
Skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perilaku dan kesanggupan rumahtangga pedesaan dan perkotaan. dalam mengalokasikan pendapatan yang diperoleh untuk ta- bungan potensial, menganalisa faktor terkait terhadap kecenderungan menabung tersebut, seperti perbedaan antara rumahtangga pedesaan dan perkotaan, kelas dan sumber pendapatan utama kepala rumahtangga, serta lokasi. Studi ini mengambil kasus propinsi Jawa Barat, dengan menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 1990, yang kemudian dianalisis secara tabulasi dan regresi.
Meskipun tabungan potensial rata-rata rumahtangga pedesaan dan rumahtangga pertanian nilainya relatif lebih kecil dibandingkan dengan rumahtangga perkotaan dan pertanian, bisa dikatakan bahwa kemauan mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk tabungan potensial adalah lebih merata pada rumahtangga pedesaan maupun pertanian. Besarnya tabungan rata-rata rumahtangga perkotaan dan rumahtangga non pertanian pada dasarnya lebih dikarenakan tingginya pendapatan yang dimiliki.
Dari analisis regresi, faktor yang berpengaruh positif terhadap tabungan potensial rumahtangga adalah pendapatan (Disposable Income, Pendapatan Utama dan Pendapatan Tambahan), sedangkan Rasio ketergantungan dan Sumber Pendapatan Utama Kepala Rumahtangga seperti yang diharapkan memberikan pengaruh yang negatif...