Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor kayu lapis Indonesia
View/ Open
Date
1992Author
Augustiane, Tinna
Sanim, Bunasor
Hartoyo, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Dampak dari dikeluarkannya SKB 3 Menteri (Pertanian, Perindustrian dan Perdagangan dan Koperasi) pada tanggal 8 Mei 1980 ialah meningkatnya jumlah ekspor kayu lapis Indonesia dan menjadikan kayu lapis Indonesia merupakan komoditi yang penting di pasaran dunia. Hingga saat ini Indonesia menguasai lebih kurang 70 % pangsa pasar dunia.
Kayu lapis merupakan komoditi yang berorientasi ekspor, dimana 80 % dari produksinya ditujukan untuk ekspor. Peningkatan dalam jumlah produksi terutama dikarenakan penambahan dalam jumlah pabrik yang berdiri, sedangkan efisiensi dari kapasitas terpasangnya baru sekitar lebih- kurang 75 %. Tetapi sejak tahun 1988, pendirian pabrik untuk industri kayu lapis mulai dilarang dengan alasan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Peranan kayu lapis Indonesia dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari sumbangannya terhadap produksi nasional (nilai tambah), pemasukan devisa dalam lapangan pekerjaan. dan penyerapan
Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan Apkindo menerobos pasaran baru atau memperluas pasaran yang untuk ada adalah dalam hal pengaturan dalam tataniaga ekspor, pembentukan Badan Pemasaran Bersama dan Tim Stabilisasi Harga, dan penetapan jatah ekspor kayu lapis yang ditentukan oleh komisi pemasaran.
Hasil analisa regresi dari model terbaik, yaitu model regresi linear berganda menunjukan bahwa 99,3 % keragaman penawaran ekspor kayu lapis Indonesia dapat diterangkan oleh variabel-variabel bebasnya, yaitu harga rata-rata internasional, produksi kayu bulat, Produk Domestik Bruto perkapita, jumlah penduduk dan variabel dummy kebijaksanaan pemerintah tentang larangan ekspor kayu bulat.
Keempat variabel bebas dan satu variabel dummy tersebut masing-masing berpengaruh secara statistik terhadap jumlah penawaran ekspor kayu lapis Indonesia pada tingkat kepercayaan satu persen dan sepuluh persen.