Prestasi Kerja dan Analisis Biaya Penyaradan Kayu Pinus dengan Skyline System di BKPH Cadasngampar, KPH Sumedang, Perum Perhutani Unit Ill Jawa Barat
Abstract
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang bermanfaat dalam kehidupan dan kesej ahteraan manusia, dengan salah satu produk yang dihasilkannya berupa kayu. Kayu baru mempunyai nilai ekonomis apabila telah dikeluarkan dari dalam hutan dan sampai ke konsumen atau pabrik, untuk itu diperlukan serangkaian tahapan kegiatan yang disebut pemanenan. Bagian terpenting dari kegiatan pemanenan adalah penyaradan yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara mekanis dan non mekanis. Penyaradan secara mekanis diantaranya dengan menggunakan sistem kabel dengan salah satu jenisnya yaitu Skyline Syslem. Sistem kabel ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang bertopografi cw-am, tanah berlumpur dan berawa dimana alat sarad lain seperti traktorlskidder tidak dapat digunakan. Skyline System ini digunakan juga pada kegiatan penyaradan di Perum Perhutani, dan untuk mengetahui efisiensi serta efektivitas penggunaan alat ini, maka dilakukan penelitian tentang aspek-aspek yang menunjangnya, antara lain prestasi kerja dan biaya penyaradan dengan menggunakan alat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami teknik penyaradan, mengukur prestasi kerja penyaradan, dan mengetahui biaya penyaradan dengan Skyline syslem, serta mengetahui pengaruh jarak sarad dan volume kayu yang di sarad terhadap prestasi kerja penyaradan dengan Skyline Syslem. Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja penyaradan dengan Skyline system adalah jarak sarad dan volume kayu yang disarad. Harga alat diasumsikan menggunakan harga baru (tahun 1999), yaitu dengan menukar nilai uang yen jepang pada tahlm 1980 dengan rupiah tahun 1999, umw- pakai ekonomis alat untuk Yarder 5 tahun, perlengkapan Skyline 3 tahun, dan kabel operasi I tahun. Proses penyaradan kayu pinus di BKPH Cadasngampar, KPH Sumedang dilakukan dengan menggunakan Skyline Syslem tipe Endless tyler yang dikombinasikan dengan sarad manual oleh tenaga manusia. Penyaradan dengan sistem kabel ini bertujuan untuk menyeberangkan kayu yang telah disarad manual agar sampai ke lokasi yang dapat dijangkau oleh truck. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, yaitu : jarak sarad lurus, jarak sarad lateral, diameter ujung dan panjang kayu pinus yang disarad, serta waktu kerja elemen penyaradan tiap trip dengan menggunakan metode null slop. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain: kondisi umum lokasi penelitian, jumlah tenaga kerja beserta upabnya, pemak.ian bahan bakar dan pelumas, data spesifikasi alat, umur pakai alat, harga alat, dan total produksi penyaradan selama operasi. Penyaradan kayu dilakukan dengan Skyline Syslem adalah menyarad kayu melalui kabel baja yang terbentang di udara yang disangga oleh dua buah tiang yaitu Head Spar dan Tail Iree, serta menggunakan mesin Yarder sebagai smnber tenaga penggeraknya, yang disalurkan pada kabel-kabel operasi. Kagiatan penyaradan ini terdiri dari 4 tabapan yaitu: tabapan persiapan meliputi penentuan profillapangan, pembuatan sarana jalan, penentuan Head Spar, Tail Tree, Guide Tree, dan Spar Tree, penentuan tempat Yarder, letak Platform, menentukan jumlab dan ukuran peralatan yang digunakan. Tahapan pemasangan unit Skyline meliputi penempatan YardeI', pemasangan Head Spar, Tail Tree, Guide Tree dan Spar Tree, pemasangan kabel Skyline, Endless, Lifting, Haul back dan Carriage. Tabapan operasional meliputi pengangkatan loading block kosong, penyaradan kosong, penurunan loading block kosong, pengikatan sling pada Choker, pengangkatan loading block bermuatan, penyaradan bermuatan, penurunan loading block bermuatan, pelepasan ikatan. Tabapan pembongkaran alat meliputi pengendoran Skyline, pembongkaran Carriage, Loading block, dan Ballast, pembongkaran Skyline, Endless, Lifting, dan Haul back, pembongkaran Head Spar, Guyline, Snatch block, Saddle block, pembongkaran dan pengangkutan YardeI'. Tenaga kerja penyaradan terdiri dari Kru Skyline, yaitu : Chokerman, Operator YardeI', Platformman, dan regu kerja pendukung, yaitu : Chainsawman, penyarad manual, tenaga muat bongkar, angangkutan dari Platform (TPn) ke TPKh. Penguknran waktu dilakukan terhadap elemen kerja per trip dan waktu yang terbuang setiap tripnya. Elemen kerja yang diuknr waktunya terdiri dari waktu angkat kosong, waktu penyaradan kosong, waktu ltuUll lateral kosong, waktu ikat, waktu naik lateral isi, waktu sarad isi, waktu twun isi, dan waktu lepas. Sedangkan waktu yang terbuang meliputi, waktu pemanasan mesin, menunggu penumpukkan kayn di loading, kerusakan alat, kesalaban operasi, dan kesalaban melepas ikatan. Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah waktu total rata-rata sebesar 8,04 menit, terdiri dari waktu mnrni sebesar 4,68 menit atau 58,21 % dan waktu umum sebesar 3,36 menit atau 41,79%, volume rata-rata sebesar 1,02 m', sehiugga diperoleh pre'tasi kerja sebesar 7,57 m'/jam. Perhitungan biaya penyaradan dengan Skyline System diperlukan untuk mengetabui besarnya biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat diketabui untung atau rugi penggunaan alat tersebut. Total biaya usaba penyaradan yang dikeluarkan sebesar Rp 98.952.084,00/operasional atau Rp 28.376,45/m', terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 23.626.424,00/operasional atau Rp 6.775,34/m', biaya variabel sebesar Rp 57.895.960,00/operasional atau Rp 16.602,80/m', upab pekerja sebesar Rp 17.429.700,00/operasional atau Rp 5.000/m'. Untuk mengeluarkan kayn sampai ke TPKh biaya regu kerja lain sebesar Rp 42.000,00/ m', yang terdiri dari tebang potong sebesar Rp 7.500,00/m', penyaradan manual Rp 15.000,00/m', muat bongkar Rp 5.500,00/m', pengangkutan TPn-TPKh Rp 14.000,00/m'. Jika diasumsikan biaya eksploitasi 30% dari harga penjualan, maka untuk kayn seharga Rp 224.000,00/m', diperoleh biaya eksploitasi sebesar Rp 67.200,00/m', dan setelab diknrangi regu kerja lain maka pembebanan untuk biaya penyaradan sebesar Rp 25.200,00/m'. Dari hasil perhitungan BEP untuk volume kayu minimal yang masih menguntungkan dilakukan penyaradan dengan Skyline harga baru (Tahun 1999) yaitu sebanyak 6.568 m', sedangkan kayn yang berhasil dikeluarkan sebanyak 3.485,94 m', dengan demikian penyaradan dengan Skyline System tersebut belum menguntungkan, tetapi pada kenyataannya Perum Perhutani masih terus menggunakannya, karena alat ini merupakan hibah dari pemerintah Jepang, sehingga biaya kepemilikan alat sama dengan nol, dan alat ini lebih baik digunakan daripada menganggur. Dari hasil anal isis statistik untuk pengmuh jarak sarad dan volume kayu terhadap prestasi kerja penyaradan seem'a gabungan diperoleh persamaan regresi Y = 6,43 - 0,0211 XI + 7,98 X" di sini terlihat bahwa penambahan volume kayu lebih berpengarub terhadap prestasi kerja penyaradan dibandingkan penambahan jarak. Dari data analisis sidik ragam diperoleh F hitung sebesar 35,12, F tabel 95% sebesar 9,55 dan F tabel 99% sebesar 30,85, artinya terdapat hubungan antara jarak sarad dan volume kayu yang disarad dengan prestasi kerja penyaradan pada selang kepereayaan 95% dan 99%. Nilai koefisien detenninasi CR') diperoleh 95,9%, artinya 95,9% prestasi kerja penyaradan dapat dijelaskan olehjarak sarad dan volume kayu yang disarad.
Collections
- UT - Forestry Products [2376]