Pengaruh Lereng dan Diameter Kayu Terhadap Produltivitas, Biaya dan Volume Limbah Dalam Kegiatan Penebangan Di Hutan Alam
Abstract
Kayu yang berasal dari suatu tegakan hutan belum dapat diguiakan u~tuk me~iienuhi kebutuhan ' manusia sebelum dikeluarkan dari tempat turnbuhnya (hutan). Menurut Nugroho (1995) pemanenan kayu merupakan proses kegiatan pemindahan hasil hutan berupa kayu dari hutan atau tempat tulnbuhnya menuju pasar atau tempat-tempat pemanfaatannya: sehingga kayu tersebut berguna bagi manusia. Kegiatan pemanenan yang dilakukan sampai saat ini masih belum efisien sehingga lianya sebagian dari pohon tersebut yang dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat dilihat dari besa~nyal i~nbahy ang dihasilkan pada kegiatan pemanenan tersebut sehingga perlu adanya peningkatan teknologi, ketratiipilar~ dan biaya agar pemanfaatan kaju tersebut bisa lebih efisien (Sastrodimedjn dan Simarmata, 1978). Ada beberapa fahqor yang menyebabkan kegiatan pemungutan hasil hutan be~upa kayu tersebut berjalan dengan tidak atau kwang efisien, dan salah satu faktor tersebut adalah kemiringan lapangan. Kemiringan lapangan ini sangat erat kaitannya dengan efisiensi pemanenan. Semakin curarn lnaka kayu tersebut akan semakin sukar untuk dikeluarkan dan ha1 ini berarti akan betpengaluh pula terhadap produktivitas dan biaya yang dikeluarkan, begitu juga dengan volume limbah yang dihasilkan. Ole11 karena itu perlu adanya suatu penelitian mengenai pengad kemiringan lapangan terhadap produktivitas, biaya dan volume limbah yang dihasilkan pada kegiatan penebangan, Penelitian ini dilakukan di areal HPH PT. BINA MAHAWANA WISESA Propinsi Daerall Tingkat I Sulawesi Tenggara. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa vegetasi pohon yang ada di hutan alam di kawasan pengusahaan hutan HPH PT. BINA MAHAWANA WISESA Sulawesi Tenggara. Penentuan pohon pada petak tebang penetapannya dipilih secara sengaja (purposio d~mana pemilihan tersebut didasarkan pada kegiatan penebangan yang sedang berlangsulig. Sarnpel pohon yang diarnbil ditetapkan sesuai dengan LHC (Laporan Hasil Cruising) pada petak tebang yang dipilih. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengukwan dan penentuan asal limbah yang terjadi. Penentuan polion contoli dilakukan pada empat petak tebang dengan kelerengan yang berbeda. Kemiringan rata-rata areal ini diuku~ pada lima tempat yang tersebar merata dan mewakili pada tiap-tiap petak tebang dengari menggunakan clinometer sehingga diperoleh empat petak dengan kelas lereng yang berbeda : Icele~engan 0 - 8 % (landai) disebut petak A, kelerengan 8 - 15 % (datar) disebut petak B, kelerengan 15 - 25 % (agah cu~am)d isebut petak C, kelerengan 25 - 40 % (curam) disebut petak D.
Collections
- UT - Forest Products [2131]