Budidaya dan pengolahan teh hitam di perkebunan Gunung Gambir cs PTP XXIII - Jawa Timur
Abstract
Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Came- llia sinensis L) dari familia Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah- daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India dan Burma. Budidaya teh di Indonesia dimulai sejak awal tahun 1826 dan penanaman teh secara luas sebagai usaha perkebunan dilakukan sekitar tahun 1880.
Tanaman teh dapat tumbuh pada ketinggian 2000 - 250 meter di atas permukaan laut di daerah tropik dan subtro- pik, menuntut cukup sinar matahari dan curah hujan 2500 mm yang merata sepanjang tahun. Di daerah yang rendah umum- nya tanaman teh dapat memberikan hasil yang cukup tinggi tetapi mutu teh yang dihasilkan rendah. Makin tinggi letak daerah penanaman teh umumnya diperoleh hasil yang lebih baik mutunya.
Sebelum perang dunia ke dua, Indonesia (dahulu: Hin- dia Belanda) tergolong sebagai penghasil dan pengeksport teh di tiga di dunia (Siswoputranto, 1978). Penjajahan Je- pang pada tahun 1942 1945 menyebabkan mundurnya industri di Indonesia karena banyak kebun teh dibongkar untuk ke- mudian ditanami tanaman palawija.