Studi lntervensi Masyarakat Terhadap Lahan Hutan dan Alternatif Pemecahannya(Kasus di RPH Babakan Madang, BKPH Bogor, KPH Bogor)
Abstract
I.;:iu penumbuhan penduduk yang pesat di Indonesia, yang terjadi di pedesaan dan perLolaan tcl;111 ~nleni~nbulkabne rbagai pern1;lsalahan. diantaranya adalah meningkatnya kebutuhan akan lahan garapan, bagi masyarakat pedesaan. Di era refonnasi ini masyarakat desa lnerasa mempunyai hak untuk memanfaarkan segala sesuatu demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Sehingga tak heran apabila dewasa ini banyak terdengar masalah perambahan hutan. Sebagai instansi yang mernpunyai fungsi sosial Perhutani bemsalla mencari solusi mengenai masalah intervensi masyarakat. sehingga alangkah baiknya apabila diketahui terlebih dahulu alasan masyarakat dalanl melakukan intervensi lahan butan. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui latar belakang masyarakat dalam melakukan intervensi lahan hutan dan mencari solusi ~nengenai pemanfaatan lahan hutan yang saling nlenguntungkan bagi masyarakat dan yang sesuai dengan program Perhutani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karang Tengah. Kecamatan Citeureup yang tern~asuk ke dalam RPH Babakan Madang, BKPH Bogor. KPH Bogor. selama kurang lebih satu bulan. Data primer-dan data sekunder yang dibutuhkan. diperoleh melalui wawancara, observasi lapang& dan studi pustaka dari sumber yang berhubungan dengan masalah ini. Responden yang dipilih adalah masyarakat Desa Karang Tengah yang ~nelakukan intervensi sebanyak 50 orang dan 15 orang masyarakat bukan pelaku intervensi sebagai informan dan 7 orang mandor Perhutani. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Desa Karang Tengah yang terdiri dari 5 dusun, 4 dusun diantaranya terletak dekat dengan hutan dan di kelilingi dengan Bukit Cisadone, Tegal Hamerang dan Bukit Bongkok, sehingga hampir setengah warga dari masing-masing elnpat dusun tersebut melakukan intervensi terhadap lahan hutan milik Perhutani. Kurangnya sarana dan prasarana jalan seperti belum diaspalnya jalan utama menuju Dusun IV dan V serta terbatasnya gedung sekolah dasar (SD) di desa Karang Tengah (hanya ada tiga SD), sangat mempengamhi pendidikan masyarkat Desa karang Tengah yang rata- rata tidak tamat SD. Selain itu sebagian mmah di Dusun iV dan Dusun V belum terjangkau PLN, beberapa masyarakat menggunakan diesel. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Karang Tengah mengakibatkan mereka sulit untuk menerima suatu inovasi baru.
Collections
- UT - Forest Management [3068]