Pengaruh media semai dan penambahan NPK terhadap pertumbuhan semai vegetasi mangrove Sonneratia caseolaris
Abstract
Hutan mangrove mempunyai fungsi yang multiguna/komplek, strategis dan esensial bagi ekosistem daratan dan lautan serta mahluk hidup yang ada di dalamnya terutama bagi manusia. Secara garis besar fungsi hutan mangrove terbagi atas fungsi ekologis (fisik dan biologi) dan fungsi ekonomis. Pada saat ini ekosistem mangrove telah mengalami degradasi dan kerusakan sebagai akibat dari pemanfaatannya yang selama ini bersifat ekstraktifleksploitatif dan tidak mengindahkan azas-azas konservasi.
Mengingat fungsi dan manfaatnya serta kerusakan dan penurunan luas yang terjadi, maka upaya rehabilitasi dan konservasi merupakan kebutuhan yang harus dilakukan. Untuk keberhasilan program rehabilitasi ini harus dilakukan budidaya perbanyakan (persemaian) untuk menghasilkan bibit dalam jumlah banyak, seragam serta berkualitas baik. Salah satu jenis tumbuhan mangrove yang perlu dibudidayakan adalah Sonneratia caseolaris.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media semai dan penambahan NPK terhadap pertumbuhan semai S. caseolaris dan untuk mengetahui metode persemaian beserta aspek-aspeknya.
Metodologi penelitian mencakup tiga tahap, yaitu penanganan benih, semai perkecambahan, dan semai sapih. Penanganan benih meliputi kegiatan pengamatan kematangan buah, pengambilan, ekstrasi, dan pengeringan. Uji perkecambahan terutama untuk mengetahui kapasitas perkecambahan dan faktor eksternal perkecambahan. Perkecambahan dilakukan pada media pasir dan sekam arang, masing-masing dengan 4 ulangan (petak). Benih ditaburkan pada bak kecambah yang disungkup dengan plastik transparan. Pada tahap semai sapih dilakukan pengamatan pertumbuhan bibit yang ditanam pada media (1) tanah, (2) tanah dan kompos, 1:1, (3) tanah dan sekam arang, 1:1, (4) tanah, kompos, dan pupuk kandang, 1:1:1, (5) tanah, sekam arang, dan pupuk kandang, 1:1:1, (6) tanah, kompos, sekam arang dan pupuk kandang, 1:1:1:1. masing-masing dengan atau tanpa penambahan NPK (5 gram per połybag) sehingga keseluruhan perlakuan terdiri atas 12 taraf Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6-8 ulangan untuk setiap perlakuan. Peubah yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, dan panjang akar. Uji Duncan dan LSD digunakan untuk analisis nilai tengah perlakuaan. Pemeliharaan semai dilakukan dengan metode perendaman dan ditempatkan di bawah naungan paranet.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua bunga/buah dapat mencapai masak fisiologis karena ada faktor yang menghambat perkembangannya. Faktor-faktor tersebut antara lain; cuaca/temperatur yang tinggi, musim hujan yang terlalu lama, hujan deras, dan angin yang kencang. Selain itu terdapat serangan hama ulat Lasiognatha leveri Bradley.