Kematian embrio dini sebagai salah satu penyebab infertilitas pada sapi
Abstract
Penulisan ini bertujuan untuk dapat memahami peranan kematian embrio dini yang dapat menyebabkan kejadian in- fertilitas yang sering terjadi pada sapi, yang berguna un- tuk mengetahui kejadiannya sedini mungkin dan mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkannya sehingga menyadari kerugian ekonomi yang ditimbulkannya dan berusaha untuk dapat mencegahnya.
Kerugian ekonomi akibat gangguan reproduksi merupakan hambatan yang paling besar dalam rangka meningkatkan popu- lasi ternak. Gangguan reproduksi dapat diakibatkan oleh kejadian infertilitas dan kematian embrio dapat merupakan salah satu penyebabnya. Pada tiap-tiap tahun di suatu pe- ternakan sapi kejadian kematian embrio kira-kira sebesar 10 %.
Kematian embrio merupakan kerugian fertilitas pada sapi, kematian ini terjadi selama periode embrio yaitu pe- riode sejak terjadinya fertilisasi, implantasi sampai ter- bertuknya alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung selama 45 hari. Berdasarkan waktu terjadinya, kematian embrio terdapat dua macam: (1) Kematian embrio dini yaitu kematian embrio yang terjadi sebelum hari ke-14 setelah fertilisasi. (2) Kematian embrio akhir yaitu kematian embrio yang terjadi antara hari ke-14 sampai hari ke-42 setelah fertilisasi.
Kejadian kematian embrio pada sapi ditandai dengan timbulnya gejala kawin berulang (repeat breeder) dimana terjadi kenaikan interval siklus berahi yang melebihi in- terval normal 17-25 hari dan juga terjadi penurunan dras tis konsentrasi progesteron dalam plasma darah dan susu. Oleh sebab itu, evaluasi kematian embrio dapat dilakukan dengan cara: (1) Mempelajari catatan perkawinan berdasar- kan kembalinya berahi dimana terjadi perpanjangan siklus berahi. (2) Mempelajari pola siklik progesteron dalam su- su atau plasma berdasarkan penurunan konsentrasi progeste- ron secara tiba-tiba. (3) Melakukan pemotongan ternak untuk memeriksa saluran reproduksi berdasarkan ditemukannya embrio yang mati.
Penyebab kematian embrio terdiri dari dua faktor uta- ma yaitu faktor genetik dan lingkungan yang meliputi faktor abnormalitas kromosom, umur, musim, makanan, ketidak seimbangan hormonal, kualitas semen dan lingkungan uterus…dst