Dampak kebakaran hutan terhadap kelimpahan serangga tanah pada areal bekas terbakar di tegakan puspa (Schima wallichii Korth.) : studi kasus diHTI PT. Musi Hutan Persada
View/ Open
Date
2006Author
Evrizal, Zevie Tresna
Saharjo, Bambang Hero
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin
sering terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup
besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati,
merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro
maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta
mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut, dan udara. Pengaruh lain
yang dapat ditimbulkan oleh kebakaran hutan adalah menurunnya atau matinya
organisme tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah, misalnya serangga.
Serangga tanah memiliki peranan penting dalam ekosistem hutan, yaitu sebagai
perombak bahan organik dan mensintesa serta melepaskan kembali bahan
anorganik yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Pengaruh yang ditimbulkan oleh
kebakaran hutan dapat berupa kematian serangga tanah sehingga dapat
mempengaruhi keragaman dan kelimpahan serangga tanah tersebut.
Lokasi penelitian terletak dalam kawasan Hutan Tanaman Industri PT.
Musi Hutan Persada, Popinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan penelitian mulai
bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juni 2006. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain: alkohol 70%, tabung film, label, buku identifikasi
serangga, kalkulator, dan kamera. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain penjepit (pinset), kaca pembesar, dan alat tulis. Pengumpulan serangga
dilakukan pada areal sesudah terbakar. Cara pengumpulan serangga tersebut
dilakukan dengan membuat petak tunggal yang berukuran 20 m x 20 m pada
setiap areal sesudah terbakar yang akan diteliti. Sebagai control atau pembanding
adalah plot areal hutan yang belum pernah terbakar. Setelah pembuatan plot
selesai maka dilakukan pengumpulan serangga-serangga tanah tersebut. Untuk itu,
pada plot 20 mx 20 m dibuat sebanyak 16 buah sub-plot masing-masing
berukuran 1 mx 1 m, diletakkan secara sistematik, masing-masing sub-plot
berjarak 5 m. Pengumpulan serangga tanah dari setiap sub-plot dilakukan dengan
dua cara: Untuk menangkap serangga yang aktif di permukaan tanah dilakukan
dengan cara mengumpulkan semua serasah yang ada dipermukaan tanah pada
setiap sub-plot. Serangga-serangga dikumpulkan dengan cara memilih secara
manual atau langsung ditangkap dan Untuk serangga yang aktif di dalam tanah
pada sub-plot tersebut digali sedalam 10 cm (volume tanah yang diambil, 1 m x 1
m x 0,01 m = 0,01 m³ = 10 l/plot). Dalam analisis data ini dipergunakan metode
Indeks Kekayaan Jenis Margalef (Dmg), Indeks Shannon-Wiener (H'), Indeks
Nilai Penting (INP), Nilai Evenness (E) dan Index of Similarity (IS). ...
Collections
- UT - Silviculture [1361]