Analisis integrasi pasar beras domestik dengan pasar beras internasional dan pengaruh adanya tarif impor : suatu pendekatan kointegrasi
Abstract
Pertanian merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk negara berkembang seperti Indonesia. Untuk produk pertanian pangan utama, beras masih memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Tahun 2000 FAO mencatat Indonesia sebagai negara konsumen beras terbesar ketiga di dunia setelah RRC dan India. Disamping faktor besarnya jumlah penduduk, hal ini juga disebabkan oleh kenyataan bahwa hampir 95 persen penduduk Indonesia masih menggantungkan konsumsi utama panganya pada beras. Tingginya ketergantungan penduduk Indonesia terhadap beras mengakibatkan komoditi ini tidak hanya memiliki nilai strategis secara ekonomi tetapi juga secara sosial dan politik.
Indonesia pernah mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Namun sejak swasembada beras diraih, laju pertumbuhan produksi beras nasional cenderung menurun dan semakin tidak stabil sehingga sejak tahun 1994 Indonesia sudah tidak lagi berswasembada beras. Pola produksi beras yang melandai (levelling off) menyebabkan produksi beras dalam. negeri semakin tidak dapat diandalkan sebagai sumber utama penyediaan pangan nasional sehingga menyebabkan impor beras dilakukan. Perdagangan bebas produk pertanian yang telah disepakati oleh Indonesia pada tanggal 18 September 1998 atas desakan IMF, telah menyebabkan Indonesia meliberalisasi pasar berasnya. Liberalisasi impor beras ini kemudian akan semakin meningkatkan keterkaitan pasar internasional dengan pasar lokal di Indonesia. Pasar beras yang semakin terbuka menyebabkan pengaruh harga dan supply pasar internasional akan mempengaruhi kondisi pasar lokal secara langsung. Berdasarkan hal di atas maka penting untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga beras internasional terhadap pembentukan harga di pasar beras Indonesia.
Tingkat impor beras Indonesia yang besar menyebabkan perkembangan harga beras di pasar dunia sangat berpengaruh pada tingkat harga beras di Indonesia, ini terkait dengan kecenderungan selama hampir satu dekade ini harga beras dunia hampir selalu lebih rendah dari harga domestik sehingga menjatuhkan harga di tingkat petani. Mengingat beras merupakan komoditi yang sangat strategis bagi Indonesia secara ekonomi, sosial dan politik maka pemerintah menetapkan tingkat tarif terhadap impor beras. Penerapan tarif impor diharapkan dapat menahan laju volume beras impor ke pasar domestik. Namun demikian beras impor masih mengalir ke pasar beras domestik meskipun kebijakan tarif telah diberlakukan.