Suplementasi Kurkumin dan Induksi Hormonal untuk Meningkatkan Performa Reproduksi Ikan Beureum Panon (Systomus orphoides).
View/ Open
Date
2024Author
Iskandar, Andri
Carman, Odang
Suprayudi, Muhammad Agus
Winarto, Adi
Effendi, Irzal
Sudrajat, Agus Oman
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan beureum panon (Systomus orphoides) merupakan salah satu jenis ikan
asli perairan Indonesia yang banyak dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi maupun
ikan hias oleh masyarakat di Jawa Barat. Saat ini, upaya untuk mendapatkan ikan
ini masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam sehingga dikhawatirkan
populasinya akan mengalami penurunan. Selain itu, tingginya penurunan kualitas
lingkungan akibat pencemaran juga dapat mengancam keberadaan ikan beureum
panon di alam. Untuk mengatasi hal tersebut, maka langkah preventif melalui
upaya penjinakan/domestikasi di dalam wadah budidaya untuk tujuan reproduksi,
peningkatan potensi ekonomi dan konservasi perlu dilakukan. Agar dapat
dibudidayakan dengan baik, ikan beureum panon harus dapat diadaptasikan dengan
lingkungan budidaya karena kondisinya berbeda dengan habitat aslinya. Sinyal
lingkungan yang memengaruhi fisiologi reproduksi ikan di alam akan berbeda
dengan kondisi di dalam wadah budidaya. Hal ini seringkali menjadi kendala dan
menyebabkan gangguan siklus reproduksi sehingga proses perkembangbiakannya
akan terhambat. Saat ini informasi-informasi terkait ikan beureum panon termasuk
teknologi budidayanya masih sangat terbatas.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
pengembangbiakkan ikan beureum panon secara buatan di dalam wadah budidaya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap dengan masing-masing tujuan khusus
penelitian sebagai berikut (1) untuk mengkaji dan mengevaluasi suplementasi
kurkumin melalui pakan yang dikombinasikan dengan hormon PMSG terhadap
vitelogenesis dan maturasi gonad ikan beureum panon, (2) untuk mengevaluasi
efektivitas hormon LHRHa dalam menginduksi ovulasi dan pemijahan ikan
beureum panon yang telah diberi perlakuan hormon PMSG dan pakan yang telah
disuplementasi kurkumin, serta (3) untuk mengevaluasi efektivitas hormon PMSG
terhadap performa rematurasi setelah ovulasi dalam waktu yang berdekatan
sehingga frekuensi pemijahan ikan beureum panon dapat terjadi secara simultan.
Penelitian tahap pertama mengujicobakan penggunaan kurkumin sebagai
suplemen pakan, selanjutnya dikombinasikan dengan induksi hormon PMSG yang
ditujukan untuk menyetimulasi terjadinya ovulasi dan membantu mempertahankan
janin pada awal ikan beureum panon betina bunting. Hasil pengamatan
membuktikan bahwa suplementasi kurkumin yang dikombinasikan dengan induksi
secara hormonal pada perlakuan KPC3 memberikan hasil terbaik dan mampu
mempercepat proses kematangan gonad serta dapat meningkatkan kinerja
vitelogenesis pada ikan beureum panon betina. Selain itu suplementasi kurkumin
ke dalam pakan dapat meningkatkan kinerja dan fungsi hati dan mencegah
terjadinya kerusakan hati yang ditunjukkan dengan meningkatnya kadar SOD dan
penurunan kadar MDA hati, kadar SGPT, dan SGOT pada ikan beureum panon
betina.
Penelitian tahap kedua merupakan kelanjutan dari penelitian tahap pertama
dengan mengkombinasikan hasil terbaik dari penelitian tahap pertama dengan
induksi hormon LHRHa yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas hormon
LHRHa dalam menginduksi ovulasi dan pemijahan ikan beureum panon betina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan LP3 menghasilkan
performa yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas reproduksi dan telur ikan
beureum panon betina. Hal ini ditunjukkan melalui peningkatan nilai estradiol,
diameter telur, waktu laten pasca induksi, nilai fekunditas serta laju habis kuning
telur pada ikan selama proses pemeliharaan.
Pada penelitian tahap ketiga, ikan beureum panon dengan performa terbaik
yang telah berhasil dipijahkan pada penelitian tahap kedua selanjutnya diinduksi
dengan menggunakan hormon PMSG kembali, guna mengevaluasi efektivitas
hormon PMSG terhadap performa rematurasi setelah ovulasi dalam waktu yang
berdekatan sehingga frekuensi pemijahan ikan beureum panon dapat terjadi secara
simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan yang
diujicobakan, terutama pada perlakuan KPB2 dapat meningkatkan performa
rematurasi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diperkuat dengan
adanya peningkatan konsentrasi hormon estradiol-17β, kadar vitelogenin dalam
plasma, persentase GSI dan HSI serta fekunditas pada ikan beureum panon.
Kesimpulan umum dari hasil penelitian ini adalah bahwa (1) ikan beureum
panon telah berhasil didomestikasi karena mampu untuk bertahan hidup, tumbuh
dan memijah di dalam media budidaya, (2) kombinasi kurkumin dengan hormon
PMSG pada dosis kurkumin 750 mg/100 g pakan + PMSG 15 IU/kg bobot tubuh
yang diujikan selama 8 minggu, dapat meningkatkan kinerja reproduksi induk
betina beureum panon yang diindikasikan melalui konsentrasi estradiol-17β dan
vitelogenin dalam plasma darah serta peningkatan kualitas telur, (3) hormon
LHRHa pada dosis 7,5 µg/kg bobot tubuh yang digunakan dalam penelitian mampu
mendorong peningkatan kualitas reproduksi dan telur ikan beureum panon betina
yang ditunjukkan melalui peningkatan nilai estradiol, diameter telur, waktu laten
pasca induksi, nilai fekunditas serta laju habis kuning telur pada ikan selama proses
pemeliharaan, serta (4) hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
pengembangan studi budidaya ikan beureum panon di masa yang akan datang
dengan adanya penjelasan peran FSH dan LH dalam regulasi vitelogenesis pada
ikan beureum panon.
Collections
- DT - Fisheries [711]