Efektivitas fungisida nabati sebagai perlakuan benih untuk mengatasi Pythium spp. penyebab damping-off pada cabai merah, Capsicum annuum L.
Abstract
Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan percobaan. Percobaan I adalah metode inokulasi buatan benih cabai merah sehat untuk mendapatkan suatu lot benih yang terinfeksi oleh Pythium spp. penyebab damping-off yang kemudian diuji mutu fisiologisnya serta evaluasi efektivitas beberapa fungisida kimia sebagai pembanding fungisida nabati dalam menghambat pertumbuhan Pythium spp. dan evaluasi perlakuan benih secara in vitro. Percobaan II adalah mengevaluasi perlakuan benih dalam menurunkan tingkat kontaminasi dan meningkatkan mutu fisiologis benih pada benih terkontaminasi Pythium spp. Percobaan III adalah mengevaluasi perlakuan benih dalam menurunkan tingkat kontaminasi dan meningkatkan mutu fisiologis benih pada media terkontaminasi Pythium spp.
Pada percobaan I, metode inokulasi benih menggunakan teknik perendaman dengan inokulum Pythium spp. selama 1 jam pada suhu kamar (+ 28°C). Dari teknik perendaman ini diperoleh benih terkontaminasi Pythium spp. sebesar 86% setelah diuji blotter, dan menunjukkan penurunan viabilitas dan vigor benih sebagai akibat kontaminasi Pythium spp. Jenis dan konsentrasi fungisida yang diuji yaitu kontrol, Dithane M-45 (0.08%, 0.2% dan 0.4%), Captan (0.04%, 0.1% dan 0.2%), dan Benlate (0.08%, 0.1%, 0.2% dan 0.4%). Percobaan ini memperlihatkan bahwa fungisida Captan kurang efektif dalam menghambat pertumbuhan Pythium spp. secara in vitro sedangkan Dithane M-45 dan Benlate efektif pada semua taraf yang diujikan.
Percobaan I dilanjutkan dengan melakukan uji efektivitas perlakuan benih terhadap tingkat kontaminasi Pythium spp. dengan menggunakan metode blotter. Perlakuan benih yang diberikan terdiri atas kontrol (Po), matriconditioning (P1), matriconditioning plus minyak cengkeh 0.04% (P2), perlakuan matriconditioning plus Dithane M-45 0.08% (P3), dan perlakuan Dithane M-45 0.08% (P4). Hasil percobaan menunjukkan bahwa seluruh perlakuan benih yang diujikan efektif dalam menurunkan tingkat kontaminasi Pythium spp. menjadi 0% kecuali pada perlakuan matriconditioning (P1) menjadi 1.3% sedangkan kontrol sebesar 85.3%.
Efektivitas perlakuan benih yang diujikan pada dua tingkat kontaminasi benih dilakukan pada Percobaan II, sedangkan Percobaan III adalah pengujian pada dua tingkat kontaminasi media. Kedua percobaan ini menggunakan rancangan split plot. Percobaan II dengan petak utama benih (benih sehat dan benih yang diinokulasi) dan Percobaan III dengan petak utama media semai (media steril dan media yang diinokulasi), sedangkan anak petaknya adalah perlakuan benih. Hasil Percobaan II menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata terhadap perlakuan yang diujikan, terutama pada tolok ukur indeks vigor, kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, berat kering bibit, laju pertumbuhan bibit dan waktu pencapaian 50% total perkecambahan (T50). Hasil Percobaan III menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata terhadap perlakuan yang diujikan, terutama pada tolok ukur berat kering bibit, laju pertumbuhan bibit, T50 dan tinggi bibit. Percobaan II dan III menunjukkan bahwa perlakuan matriconditioning plus minyak cengkeh 0.04% atau matriconditioning plus Dithane M-45 0.08% sebagai perlakuan terbaik pada hampir semua tolok ukur yang diamati.