Analisis strategi pemasaran produk "Milk Cup" pada PT. Agronesia divisi BMC Bandung
Abstract
Pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah Indonesia menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi nasional yang mencerminkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat ini mempengaruhi pola konsumsi masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan pangan yang memiliki zat gizi lengkap yang salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan akan susu sapi. Sejak tanggal 6 Juni 2000, berbagai promosi sudah dilakukan baik oleh pemerintah pusat ataupun daerah untuk menggalakan kebiasaan meminum susu di masyarakat. Dampak promosi tersebut tidak terlalu meluas hal ini terlihat dari tingkat konsumsi susu yang cenderung menurun dalam kurun waktu 2000-2004.
Mengingat manfaat susu yang begitu banyak perlu diupayakan kembali suatu usaha untuk meningkatkan konsumsi susu di Indonesia. Salah satu pihak yang berperan dalam hal ini adalah Industri Pengolah Susu (IPS). Masyarakat cenderung lebih menyukai susu olahan daripada susu segar. Salah satu alternatif produk susu olahan tetapi tidak banyak mengurangi manfaat dan kandungan gizi dari susu segar adalah susu UHT dan pasteurisasi. Hal ini menyebabkan IPS UHT dan pasteurisasi mempunyai peluang besar dalam memasarkan produknya.
PT Agronesia khususnya Divisi BMC adalah salah satu perusahaan yang masuk ke dalam industri susu dan olahan. PT Agronesia berlokasi di Jalan Aceh No 30 Bandung. Produk utama yang dihasilkan adalah susu pasteurisasi dalam kemasan gelas plastik kecil berukuran 180 ml. Setiap perusahaan selalu dituntut untuk dapat mengunggulkan produknya sehingga dapat bersaing di pasar. Hal yang harus dilakukan salah satunya yaitu menerapkan strategi pemasaran yang baik sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Penurunan penjualan pada sistem keagenan pada tahun 2004, menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sebesar 4 persen dari total pendapatan. Kerugian BMC pada tahun 2004 disebabkan kapasitas maksimal produksi BMC belum tercapai. Kapasitas maksimal produksi BMC adalah 30.000 cup per hari sedangkan pada kenyataannya yang diproduksi hanya sekitar 10.000 cup per hari atau sekitar 33,3 persennya saja. Berdasarkan data perusahaan dari 12 agen yang ada tahun 2004, 6 agen tidak menjual lagi tahun di tahun 2005. Hal ini menyebabkan pemasaran melalui agen tidak merata dan perusahaan tidak mencoba mencari peluang pasar lagi dikarenakan memiliki keterbatasan SDM pemasaran dan dana promosi.
Berdasarkan kondisi perusahaan saat ini, perusahaan harus menganalisis kembali ketepatan dari strategi yang sudah dijalankan sehingga permasalahan tidak tercapainya target penjualan dapat dipecahkan dan BMC tidak mengalami kerugian karena kapasitas produksi yang belum maksimal. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dapat dianalisis sehingga dapat ditentukan alternatif strategi yang lebih tepat dalam pemasaran susu BMC. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang sudah dijalankan BMC, 2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal BMC sehingga menjadi parameter dalam penetapan strategi pemasarannya, 3 Menyusun dan memberikan alternatif strategi pemasaran Yang dapat diterapkan BMC.